Persaingan Kubu Ikhwan dan Salafy dalam Pemilu Bahrain Untungkan Syi'ah

Hari Ahad kemarin (24/10) hasil pemilihan umum parlemen putaran pertama di Bahrain resmi diumumkan.

Hasil pemilu tersebut menunjukkan kejutan besar, terutama ketidakmampuan Forum Islam Nasional, sayap lokal Ikhwanul Muslimin, yang hanya mendapatkan tujuh kursi di parlemen, sementara pesaingnya dari kubu Salafy Bahrain al-Assalah hanya mendapatkan lima kursi dari putaran pertama pemilu, dan putaran berikutnya akan berlangsung Sabtu depan.

Sejak pengumuman hasil pemilihan menunjukkan efek persaingan di antara berbagai kubu yang ikut maju dalam pemilu di Bahrian. Kubu Sunni dari kalangan Ikhwan dan Salafy saling bersaing berebut pengaruh dan suara, sedangkan kelompok Syi’ah yang minoritas di pemerintahan Bahrain malah mendapat ‘berkah’ dari persaingan kedua kubu tersebut.

Dan kubu oposisi yang diwakili kelompok Syi’ah Bahrain dari Asosiasi Persetujuan Islam Nasional (INAA) berhasil memenangkan 18 kursi di parlemen Bahrain yang berjumlah 40-anggota dalam pemilu Sabtu lalu, seperti yang diumumkan komisi pemilu Bahrain.

Ke-18 calon dari INAA – yang meraih 17 kursi pada pemilu terakhir pada tahun 2006 – semua terpilih dalam putaran pertama pemilu, dengan lebih dari 50 persen suara yang diperlukan, kata ketua komisi pemilu Bahrain Abdullah al-Buainain kepada AFP.

Ulama tinggi Syi’ah Bahrain dan anggota parlemen Syaikh Ali Salman memuji hasil pemilu ini dan menyebut hasil yang "lebih positif" dari sikap pemerintah kepada kelompok Syi’ah.

"Pesan paling penting bagi pemerintah adalah bahwa al-Wifaq (AAN) merupakan asosiasi politik terbesar di Bahrain," kata Salman, yang juga pimpinan INAA.

"Kehendak rakyat harus dihormati dan ditangani dengan positif," katanya menegaskan.(fq/aby)