Pertemuan Tingkat Tinggi Liga Arab Dibayangi Boikot

Libanon tetap menyatakan tidak mau ikut dalam acara pertemuan tingkat tinggi Liga Arab yang akan berlangsung di Damaskus tanggal 29 Maret mendatang, meski sudah diminta oleh Sekretaris Liga Arab, Amr Moussa.

Penolakan itu disampaikan oleh Menteri Penerangan Libanon, Ghazi Aridi usai rapat kabinet yang membahas persoalan itu. Menurut Aridi, Dewan Menteri telah memutuskan menentang keikutsertaan Libanon dalam pertemuan tingkat tinggi Liga Arab.

Aridi mengungkapkan penyesalannya atas keputusan tersebut. "Dengan tidak ikut serta dalam pertemuan tingkat tinggi itu, Libanon ingin menegaskan kembali bahwa selayaknya kepala negara hadir dalam pertemuan tersebut dan Libanon tidak bersedia menerima status quo, " kata Aridi.

Ia juga mengatakan, Libanon tidak bermaksud memutus hubungan dengan Suriah, dengan keputusan itu. Aridi juga meminta negara-negara Arab untuk membantu memulihkan kembali hubungan Lebanon dan Suriah atas dasar hubungan yang sehat.

Meski memutuskan tidak ikut pertemuan Liga Arab, kantor berita AFP mengutip pernyataan seorang pejabat pemerintah Libanon yang mengatakan, tidak tertutup kemungkinan Libanon akan mengirimkan pesan yang akan dibacakan dalam pertemuan yang akan berlangsung selama dua hari itu.

"Ketidakhadiran Libanon, adalah pernyataan yang menunjukkan bahwa urusan negara Libanon belum normal, " kata Muhammad Chatah, penasehat senior Perdana Menteri Libanon Fuad Siniora.

"Kami ini menyuarakan keprihatinan nasional terkait penolakan terhadap fakta bahwa Lebanon masih belum memiliki seorang presiden selama berbulan-bulan setelah pemilu, " sambung Chatah.

Ia menuding situasi itu disebabkan karena polemik antara pemerintah yang didukung Barat dengan kelompok oposisi pimpinan Hizbullah. Negara Suriah, juga dituding ikut berperan dalam kevakuman pucuk pimpinan di Libanon.

Sekjen Liga Arab Amr Moussa sudah meminta Libanon hadir dalam pertemuan tinggi Liga Arab akhir Maret mendatang. Ketidakhadiran Libanon telah memicu kontroversi di antara negara-negara Arab yang juga mengancam tidak mau hadir karena krisis yang terjadi di Libanon. Arab Saudi misalnya, hari Senin sudah memutuskan hanya akan mengirim diplomatnya saja ke pertemuan yang seharusnya dihadiri para kepala negara tersebut. Keputusan Saudi ini mengisyaratkan keretakan hubungan Saudi dan Suriah terkait krisis dalam negeri Libanon. (ln/al-arby)