Perusahaan-Perusahaan AS Khawatir dengan Seruan Boikot

Para pengusaha produk-produk AS mulai khawatir dengan seruan aksi boikot produk AS pro Zionis yang mulai meluas baik dalam aksi-aksi unjuk rasa anti-Israel maupun di dunia maya. Sejumlah pengusaha itu membantah bahwa usaha bisnisnya memberikan sebagian keuntungannya untuk Israel.

"Pesan-pesan yang mengatakan bahwa McDonald’s memberikan keuntungannya untuk Israel sama sekali tidak benar dan tidak lebih hanya rumor dan berita bohong," kata Tara Handy, manager senior Humas perusahaan McDonald’s dalam pernyataannya seperti diberitakan Al-Arabiya.

Bantah serupa dilontarkan oleh jaringan kedai kopi Starbucks. Perusahaan ini sampai harus memposting pernyataan resmi di situsnya, yang isinya membantah berita bahwa perusahaan Starbucks dan CEO-nya memberikan dukungan pada Israel.

"Rumor bahwa Starbuck Coffee Company dan manajemennya mendukung Israel, tidak benar. Starbuck bukan organisasi pilitik dan kami tidak memberikan dukungan pada isu-isu politik di manapun di dunia ini," demikian Starbucks dalam pernyataannya.

"Dimanapun ada ketegangan di kawasan (Timur Tengah), institusi-institusi milik AS selalu menjadi target," ujar Rana Shaheen, manajer komuniskasi untuk Starbuck kawasan Timur Tengah. Namun Shaheen tidak membantah bahwa CEO Starbucks dan CEO sejumlah produk AS yang sudah mendunia, memang orang-orang Yahudi.

Seruan agar Muslim dunia memboikot produk-produk AS yang memberikan sebagian keuntungannya untuk kepentingan Zionis Israel makin menguat, seiring dengan makin brutalnya serangan Israel ke Jalur Gaza. Muslim Malaysia sudah melakukan gerakan boikot itu sejak hari Jumat kemarin, yang membuat perusahaan Coca Cola Malaysia ketar-ketir.

Dalam aksi unjuk rasa anti-Israel di kota Nice, Prancis, sejumlah pengunjuk rasa melempari kaca jendela restoran McDonald’s. Sementara dalam aksi unjuk rasa di kota Caracas, Venezuela, para pengunjuk rasa membakar bendera Israel dan di depan sebuah resto McDonald’s.

Di dunia maya, juga meluas seruan kampanye boikot produk AS karena AS selalu memberikan dukungan buta pada kekejaman Zionis Israel di Palestina. Di situs pertemanan Facebook misalnya, sebuah group yang mengkampanyekan produk boikot AS mendapat dukungan dari sekitar 7.000 orang dari mulai dunia Arab, AS, Eropa, termasuk Malaysia dan Indonesia.

"Ayo, hentikan menggunakan produk-produk AS dan Inggris. AS akan mengalami kerugian 8,6 milyar dollar per hari jika kita berhenti menggunakan produk-produk mereka selama satu bulan ini. Ajak keluarga, teman dan tetangga Anda," demikian sebuah email yang tersebar di berbagai negara Arab.

Para pengusaha produk AS itu boleh saja membantah bahwa produknya memberikan sebagian keuntungannya pada Zionis Israel. Namun gerakan boikot jika dilakukan dengan kompak, bisa menjadi upaya menekan negara-negara seperti AS yang selalu memberikan dukungan buta pada kekejaman Israel.

Kita tentu masih ingat boikot yang dilakukan dunia Islam tahun 2007 dan 2006 lalu sebagai respon atas kartun-kartun yang menghinakan Rasulullah saw. Boikot ini mampu memukul sejumlah perusahaan Eropa yang memasarkan produk-produknya di Timur Tengah. (ln/aby)