PM Denmark Akhirnya Tanggapi Kontroversi Kartun Nabi Muhammad

Perdana Menteri Denmark Anders Fogh Rasmussen meminta rakyat Denmark untuk menjalankan hak kebebasan berbicara tapi kebebasan itu tidak bersifat menghasut dan menimbulkan kebencian di kalangan umat Islam dan kelompok minoritas lainnya. Pernyataan PM Rasmussen ini cukup melegakan warga minoritas Muslim di Denmark yang belakangan ini dibuat kesal atas dimuatnya kartun Nabi Muhammad di harian Jyllands-Posten, harian terkemuka di negeri itu.

"Ini merupakan sinyal positif bagi dunia Arab bahwa ia (PM Rasmussen) sekarang memberikan perhatian atas isu tersebut dan secara tidak langsung mengecam Jyllands-Posten dalam pidatonya," ujar Kasem Ahmad, juru bicara Islamic Religious Community di Denmark.

Dalam pidato Tahun Baru nya yang diterjemahkan dalam bahasa Arab dan dikirim ke negara-negara Timur Tengah, Rasmussen mengatakan bahwa orang Denmark selayaknya menjalankan hak mereka untuk bebas berbicara tanpa harus menyinggung perasaan warga Muslim. Menurutnya, kebebasan berbicara harus dilakukan seperti itu, tidak menimbulkan kebencian dan fragmentasi di kalangan masyarakat yang menjadi salah satu kekuatan negara Denmark.

Kartun yang dimuat Jyllands-Posten memang pantas membuat warga Muslim Denmark berang. Karena 12 kartun yang dipublikasikan koran itu menggambarkan sosok Nabi Muhammad dalam berbagai bentuk. Salah satunya, Nabi Muhammad digambarkan memakai sorban berbentuk seperti bom yang melilit di kepalanya.

Aksi protes bukan hanya dilakukan warga Muslim Denmark, tapi juga dari korps diplomatik negara-negara Arab dan Muslim dan sempat menimbulkan krisis hubungan diplomatik dengan negara Denmark

Namun dengan pernyataan Rasmussen itu, ketegangan sedikit reda. Duta Besar Mesir, Mona Omar Attia yang memelopori kampanye diplomatik menentang Denmark menilai positif himbauan PM Denmark itu.

"Ini merupakan langkah positif untuk berdialog dan saya harap pemerintah saya dan pemerintah negara Arab lainnya melihat ini sebagai sinyal positif," kata Attia pada harian Politiken.

Akhir Desember kemarin, menteri-menteri luar negeri negara-negara Arab mengkritik sikap pemerintah Denmark atas kontroversi kartun Nabi Muhammad yang menghina umat Islam itu.

Mereka mendesak Jylland Posten menyampaikan permohonan maaf pada dunia Islam. Namun desakan ini ditolak Carsten Juste, redaktur pelaksana harian tersebut dengan alasan kebebasan berbicara yang dilindungi undang-undang Denmark.

Di Denmark, ada sekitar 180.000 warga Muslim atau sekitar 3 persen dari 5,4 juta total penduduk negeri itu. Islam menjadi agama kedua terbesar di Denmark setelah Kriten Protestan Lutheran yang mayoritas dianut rakyat Denmark. (ln/iol)