PM Kanada Tak Setuju Muslimah Kenakan Cadar Saat Pencoblosan Pemilu

Perdana Menteri Kanada Stephen Harper menolak keputusan yang membolehkan Muslimah menggunakan hal suaranya dalam pemilu dengan tetap menggunakan cadar. Ia menegaskan akan melakukan intervensi jika peraturan itu tidak diubah.

"Saya sangat tidak setuju dengan keputusan itu, " kata Harper di sela-sela pertemuan tingkat tinggi APEC di Sydney, Australia seperti dilansir CBC News, Minggu (9/9).

Harper mengungkapkan hal tersebut menyusul pengumuman syarat-syarat pemilihan umum hari Kamis pekan kemarin. Salah satu persyaratan ikut pemilu, kaum perempuan boleh tetap menutup wajahnya dengan alasan keagamaan saat pencoblosan suara asalkan mereka menunjukkan dua dokumen tentang identitas mereka atau menunjuk orang yang menjadi penjamin bagi mereka.

Menurut Harper, lembaga Pemilihan Umum Kanada tidak bisa seenaknya menetapkan peraturan dan parlemen akan dilibatkan dalam masalah ini.

"Peran dari lembaga Pemilu Kanada adalah… Menjalankan dengan benar peraturan-peraturan yang telah ditetapkan parlemen. Oleh sebab itu saya berharap mereka akan mempertimbangkan kembali keputusannya itu, " tukas Harper.

"Tapi, jika hal itu tidak terjadi, Parlemen harus mempertimbangkan tindakan apa yang akan diambil untuk memastikan bahwa persyaratan itu tidak diberlakukan, " sambungnya.

Seorang anggota Parlemen dari Quebec sudah mengirim surat pada lembaga pemilu Kanada yang isinya meminta agar aturan yang membolehkan muslimah tidak membuka cadarnya saat pencoblosan, diubah sebelum jadwal pemilu tanggal 17 September mendatang.

"Kalau Anda harus menunjukkan kartu indentitas, maka Anda harus bisa melihat bahwa wajah yang ada dalam kartu identitas tersebut sama dengan wajah orang di hadapan Anda, " kata Bloc Québécois

Sementara itu juru bicara lembaga pemilu Kanada John Enright mengatakan, para pemilih yang mengenakan burqa atau niqab bisa boleh tidak menampakkan wajahnya pada petugas pemilu dengan menunjukkan dua kartu identitas, atau membawa pemilih lainnya dari distrik yang sama yang bisa memastikan identitas Muslimah berbuqa atau berniqab tersebut.

Para pemilih yang mengenakan cadar dan hanya menunjukkan satu kartu identitas saja, tambah Enright, harus menunjukkan wajahnya pada petugas pemilu untuk memastikan identitasnya. (ln/al-arby)