Prancis dan Inggris Tawarkan Diri untuk Mengontrol Gaza

Menlu Prancis Bernard Kouchner dan Menlu Inggris William Hague Menteri luar negeri Perancis dan Inggris mendesak penyelidikan internasional atas serangan Israel baru-baru ini pada konvoi bantuan ke Gaza, yang menewaskan sembilan orang warga Turki.

Berbicara dalam jumpa pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Prancis Bernard Kouchner pada hari Ahad kemarin (6/6), Menteri Luar Negeri Inggris William Hague menekankan perlu adanya penyelidikan yang kredibel dan transparan terhadap kasus pembantaian di kapal Mavi Marmara.

"Minimal harus ada kehadiran internasional," dikutip AFP dari perkataan Hague.

Sementara itu, Kouchner menyatakan bahwa penyelidikan internasional diperlukan karena beberapa negara terlibat dalam insiden fatal tersebut.

Menteri Perancis juga menawarkan untuk meredakan krisis dengan memonitor kargo terhadap kapal bantuan yang menuju ke Gaza.

"Kami (Uni Eropa) bisa saja memeriksa kapal kargo yang akan menuju ke Gaza. Kami akan sangat bersedia untuk melakukannya," usul Kouchner.

Sebelumnya pada hari Ahad kemarin, Presiden Perancis Nicolas Sarkozy meminta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menerima permintaan yang diajukan oleh PBB untuk dilakukan penyelidikan kredibel dan tidak memihak terhadap insiden penyerangan pasukan komando Israel yang mematikan Israel terhadap kapal bantuan mavi Marmara.

Sembilan warga Turki tewas pada tanggal 31 Mei ketika tentara Israel menembaki kapal Mavi Marmara, karena mencoba memberikan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza yang terkepung.

Dua puluh delapan anak harus kehilangan ayah mereka sebagai hasil dari serangan Israel terhadap konvoi bantuan armada Kebebasan.

Meskipun banyak negara telah menyerukan penyelidikan internasional terhadap serangan brutal itu, Duta Besar Israel untuk Amerika Serikat menolak permintaan mereka, dengan alasan bahwa Israel adalah negara demokrasi. Israel memiliki kemampuan dan hak untuk menyelidiki sendiri, tidak perlu diselidiki oleh dewan internasional.(fq/prtv)