Presiden Afghanistan Protes Strategi Baru AS MelawanTaliban

Presiden Afghanistan Hamid Karzai menyatakan keberatan dengan strategi militer AS melakukan dialog langsung dengan kelompok Taliban sebagai upaya untuk meredam makin menguatnya posisi Taliban di Afghanistan. Karzai menilai kebijakan AS itu tidak akan berhasil jika pemerintah Afghanistan sendiri tidak menyetujui strategi itu.

Melihat kegagalan militernya melawan kelompok Taliban di Afghanistan, pemerintahan baru AS di bawah pimpinan Presiden Barack Obama menerapkan kebijakan baru dengan cara mengirim pasukan tambahan dan pada saat yang sama melakukan strategi pendekatan lewat dialiog langsung dengan Taliban. AS memilih strategi dialog untuk meredam kekuatan Taliban yang berhasil mengkontrol wilayah yang makin luas di Pakistan dan membujuk kelompok Taliban agar mau bergabung dengan pasukan milisi yang akan dibentuk militer AS.

Dalam wawancara dengan CNN, Karzai menyatakan keberatan jika para komandan militer AS di negaranya berdialog langsung dengan Taliban. "Jika AS mau bersepakat dengan kekuatan lokal dalam hal ini dengan para komandan Taliban dalam level sebagai taktik semata, itu langkah yang baik. Tapi, kesepakatan itu harus dilakukan atas persetujuan pemerintahan Afghanistan pada tingkat lokal dan provinsi. Tanpa persetujuan pemerintah, proses itu tidak akan berhasil," papar Karzai dalam acara "GPS" CNN.

Sejak invasi AS ke Afghanistan tahun 2001 berhasil menumbangkan kekuasaan Taliban, AS memilih Hamid Karzai sebagai presiden bonekanya di Pakistan, sementara kelompok Taliban terus memperkuat diri dan melakukan perlawanan terhadap pasukan AS dan pasukan NATO. Pengaruh kekuatan Taliban bahkan merambah ke wilayah Pakistan yang berbatasan dengan Afghanistan.

AS menuding pemerintahan Karzai gagal mengendalikan Taliban dan menyatakan tidak akan mendukung Karzai lagi dalam pemilu yang akan datang di Afghanistan. AS juga akan menambah sekitar 17.000 pasukan ke Afghanistan untuk menambah kekuatan pasukan internasional di negeri itu yang jumlahnya sudah mencapai 70.000 pasukan. Para pemimpin NATO juga sepakat untuk menambah 3.000 pasukan ke Afghanistan menjelang pemilu di Afghanistan bulan Agustus mendatang, untuk membungkam kekuatan Taliban. (ln/YN/rts)