Presiden AS Akui Kegagalan Sistem Keamanan dan Intelejen Penerbangan

Presiden AS Barack Obama mengakui bahwa sistem keamanan dan sistem intelejen AS lemah sehingga terjadi peristiwa yang hampir menelan banyak korban jiwa. Ia mengatakan, kegagalan sistem pengamanan dan informasi intelejen terutama di bandara, menyebabkan seorang pemuda asal Nigeria yang membawa bahan peledak di tubuhnya, lolos dari deteksi dan berhasil masuk ke pesawat Northwest Airlines dengan rute Amsterdam-Detroit pada hari Natal kemarin.

"Terjadi kesalahan dalam proses pengumpulan dan berbagi informasi intelejen serta kesalahan dalam sistem keamanan dalam negeri, yang seharusnya bisa mencegah upaya serangan semacam itu. Kita harus belajar dari episode ini dan bertindak cepat untuk memperbaiki kelemahan sistem kita karena keamanan negara dan nyawa rakyat dipertaruhkan," kata Obama dalam pidatonya di Hawaii, Selasa (29/12).

Umar Farouk Abdulmutallab membuat geger sekitar 300 penumpang dan awak pesawat Northwest Airlines pada Jumat (25/12) karena berusaha meledakkan benda yang diklaim sebagai bahan peledak yang dilekatkan pada tubuhnya. Ia berhasil dilumpuhkan oleh kru pesawat dan penumpang sebelum niatnya tercapai dan sekarang Farouk mendekam di sebuah penjara di Michigan, AS.

Pada tim investigasi AS, Farouk disebut-sebut mengaku mendapat pelatihan "teroris" dan menerima bahan peledak di Yaman. Pada saat yang sama, kelompok yang menamakan dirinya "Al Qaida di Semenanjung Arabia" mengeluarkan pernyataan di situs internet bahwa merekalah yang merancang rencana serangan terhadap Northwest Airlines.

Menanggapi pengakuan Farouk. Menlu Yaman, Abu Bakar Al-Qirbi menyatakan bahwa ada lebih dari 300 pejuang Al-Qaida di negaranya dan kemungkinan masih akan terjadi ancaman serangan lain. Untuk itu meminta bantuan Barat untuk melatih pasukan keamanan Yaman untuk mengantisipasi ancaman terorisme.

"Di Yaman banyak anggota dan pimpinan Al-Qaida yang aktif. Kami menyadari mereka berbahaya dan mungkin sedang merencanakan sejumlah serangan seperti yang terjadi di Detroit," kata Qirbi.

Ia juga meminta ngera-negara lain meningkatkan pertukaran informasi dengan Yaman sehingga otoritas di Yaman bisa memantau pergerakan para tersangka. (ln/aljz)