Presiden Palestina Dukung Negara Israel untuk Yahudi

Disela-sela kunjungannya ke AS, Presiden Palestina Mahmoud Abbas bertemu dengan 30 pemimpin komunitas Yahudi antara lain organisasi AIPAC, Anti-Defamation League dan Conference of Presidents of Mayor Jewish Organization. Pertemuan berlangsung selama dua jam dan lebih banyak membahas aksi-aksi kekerasan dan tentang upaya pembicaraan damai Israel-Palestina lewat mediasi.

Salah seorang peserta pertemuan itu mengatakan bahwa Presiden Palestina dalam pertemuan tersebut mengatakan bahwa ia tidak akan pernah mengingkari hak Yahudi atas tanah Israel. "Saya yakin, beberapa orang tidak setuju dengannya (Abbas), tapi kenyataan bahwa semua orang hadir , cukup menggembirakan," ujarnya seperti dikutip dari situs Haaretz.

Pernyataan itu diulang Abbas dalam wawancara dengan stasiun televisi Israel, Channel 10. Dalam wawancara tersebut, Abbas ditanya apa yang bisa ia tawarkan pada rakyat Israel untuk menunjukkan keseriusannya soal inisiatif perdamaian. Abbas menjawab, "Mengapa Bibi (panggilan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu) tidak hadir di televisi Palestina dan melakukan hal yang sama?" Selanjutnya, Abbas mengatakan, "Saya tidak akan mengingkari hak orang Yahudi atas tanah Israel."

Di sisi lain, dalam wawancara dengan PBS hari Rabu kemarin, Abbas mengatakan bahwa Israel harus menyetujui Yerusalem sebagai ibukota negara Palestina, dan itu menjadi prasyarat yang penting sebelum melakukan kesepakatan damai. "Yerusalem Timur adalah wilayah Palestina yang diduduki Israel, dan seluruh dunia mengakui hal itu termasuk AS. Kami tidak bisa menerima solusi apapun jika tidak mengikutsertakan soal Yerusalem Timur," kata Abbas pada pembawa acara PBS, Charlie Rose.

Dalam wawancara itu, Abbas juga memuji pemerintahan Barack Obama dan upaya mereka dalam wacana solusi dua-negara. "Ini adalah kali pertama kami mendengar dari pemerintahan AS bahwa solusi dua negara menjadi perhatian penting AS. Solusi dua negara bukan lagi kepentingan Palestina semata atau kepentingan Israel dan Timur Tengah saja, tapi juga menjadi kepentingan AS," kata Abbas.

Dalam pertemuan dengan komunitas Yahudi di AS, ia mengatakan bahwa sejak dulu dirinya sudah mengajukan usulan untuk membentuk sebuah komisi trilateral untuk memantau dan mengenakan sanksi bagi pihak yang melakukan kekerasan, tapi Israel tidak setuju dengan usulan itu. (ln/hrz)