Pemimpin Tunisia yang digulingkan Zine al-Abidine Ben Ali mengatakan pengadilan in absentia terhadap dirinya, yang dimulai pada hari Senin ini (20/6), merupakan upaya yang dilakukan oleh penguasa baru negara itu untuk mengalihkan perhatian atas kegagalan mereka untuk memulihkan stabilitas.
Berbicara melalui pengacaranya, Ben Ali membantah semua tuduhan terhadap dirinya dan dirinya telah menjalankan kekuasaannya dengan baik, yang banyak dikatakan oleh warga Tunisia ditandai oleh adanya otokrasi, korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia.
Sejak Ben Ali melarikan diri, otoritas penjaga Tunisia telah berjuang untuk memulihkan stabilitas, dengan maraknya pemogokan dan kerusuhan yang terjadi, sementara para politisi telah bertengkar terkait bagaimana upaya terbaik untuk memindahkan negara menuju demokrasi.
"Dia (Ben Ali) ingin semua orang tahu ini bahwa tuntutan pidana hanyalah palsu dan memalukan keadilan," kata pernyataan yang dirilis pada hari Minggu oleh firma hukum yang berbasis di Beirut yang mewakili dirinya.
"Apakah tujuan di balik pengadilan itu untuk mengalihkan perhatian warga Tunisia dari kekacauan yang tak dapat diselesaikan oleh penguasa yang berkuasa saat ini?" kata pernyataan itu.
"Dia tahu bahwa setiap otoritas politik baru ingin menyalahkan pendahulunya dan tidak mau bertanggung jawab untuk kegagalan mereka dalam menyelesaikannya."
Ben Ali, 74 tahun, sudah lam tidak terlihat sejak ia digulingkan, dan sampai saat ini belum memberikan laporan rinci dari urutan peristiwa yang menyebabkan kepergiannya dari negara.
Para pengacaranya mengatakan dia akan segera membuat pengumuman tentang kondisi keberangkatannya.
"Kepentingan dia sekarang adalah untuk menekankan bahwa ia tidak lari sama sekali. Dia ingin menghindari konfrontasi berdarah antara sesama orang-orang Tunisia yang selalu berada dalam pikiran dan hatinya," kata pernyataan itu.
Ben Ali mengimbau warga Tunisia untuk tidak melupakan apa yang dia katakan adalah "prestasi" besar waktu di masih berkuasa.
"Negara, di bawah kekuasaanya, berhasil dalam tiga dekade untuk meningkatkan standar hidup rakyat Tunisia, dan membuat sebuah negara modern Tunisia … meskipun fakta bahwa negara ini masih membutuhkan pengembangan lebih lanjut."
Pemerintah Tunisia telah menyiapkan beberapa kasus hukum terhadap Ben Ali, termasuk berkonspirasi melawan negara, pembunuhan demonstran dan perdagangan narkoba.
Pemerintah Saudi tidak menanggapi permintaan untuk mengekstradisi Ben Ali dan istrinya Leila Trabelsi.(fq/reu)