Prof Sahin : Pada Akhirnya , Barat Kembali Menjadi Pihak yang Menang

mesir 23Ratusan ribu pendukung Morsi telah meninggalkan dari  kamp-kamp protes mereka , banyak dengan keluarga mereka. Korban yang gugur  dalam serangan itu termasuk putri berusia 17 tahun dari seorang tokoh  Islam terkemuka , Mohamed el-Beltagy.

“Ini adalah awal dari tindakan keras sistematis terhadap Ikhwanul Muslimin, kelompok Islam lain dan penentang kudeta militer,” kata Emad Shahin, seorang profesor ilmu politik di Universitas Amerika di Kairo. “Ini merupakan upaya untuk memulai fase baru sebuah negara polisi di bawah kontrol militer di balik pemerintahan boneka dari  sipil – ini adalah apa yang mereka coba lakukan.”

Adapun ancaman Amerika untuk menghentikan bantuan atau memblokir pinjaman internasional, Profesor Shahin mengatakan, tidak ada Jenderal Mesir , liberal, bahkan Islam atau ulama – yang pernah berfikir bahwa mereka (AS) akan  membawa hal ini (Pembantaian)  serius. “Pada akhirnya, Barat akan kembali menjadi pihak yang menang,” katanya. “Itu adalah bagaimana diktator berpikir, dan sampai batas tertentu itu diyakini benar.”

Seorang juru bicara untuk Presiden Obama mengatakan Amerika Serikat masih terus meninjau $ 1,5 miliar bantuan memberikan Mesir, sebagian besar dalam bentuk peralatan militer.

Dia mengatakan Amerika Serikat mengutuk perberlakuan  keadaan darurat militer dan mendesak pemerintah Mesir menghormati hak-hak dasar, seperti kebebasan berkumpul dan demonstrasi damai. Namun AS tetap  tidak menyatakan bahwa  pemerintah sementara adalah hasil dari kudeta militer, dan AS hanya  mengingatkan pemerintah Mesir untuk  kembali ke jalur.”

Para tokoh Islam bersumpah untuk melanjutkan perjuangan mereka. Berbicara kepada wartawan setelah putrinya wafat, Mr Beltagy, menyatakan, “Negara polisi telah berakhir,” dan menegaskan bahwa rakyat Mesir di seluruh negeri akan bangkit . Orang yang gugur telah  memberi kehidupan karena  Allah, agar  Mesir  menjalani kehidupan yang bermartabat dan terhormat.”

(Ny/KH)