Protes Aksi Brutal Polisi, Ribuan Orang Berdemo di Mesir

Ribuan demonstran turun ke jalan di Kairo dan Alexandria untuk memprotes pembunuhan brutal seorang pria tidak bersenjata oleh polisi Mesir.

Demonstrasi di Alexandria, yang diselenggarakan setelah shalat Jumat kemarin (25/6), menarik kerumunan sekitar 5.000 orang, yang juga dihadiri oleh pemenang hadiah Nobel perdamaian mantan direktur Badan Energi Atom Internasional Muhammad ElBaradei yang ikut berpartisipasi dalam demonstrasi, seperti dilaporkan The Guardian.

Saksi mengatakan bahwa Khalid Said, 28 tahun, dipukuli oleh polisi berpakaian preman setelah ia diinterogasi oleh polisi ketika polisi meminta dirinya memperlihatkan KTP dirinya di sebuah kafe internet di Sidi Gaber, Alexandria pada tanggal 6 Juni lalu.

Polisi berpakaian preman itu kemudian memukulkan kepalanya ke rak marmer sebelum akhirnya membawa Said dengan mobil mereka dan kembali ke kafe dengan membuang mayatnya di luar jalan yang ada di luar kafe.

Pembunuhan Said adalah pelanggaran "kemanusiaan mengerikan" dan mengungkapkan ketidak pedulian pemerintah Mesir terhadap kehormatan hidup manusia," ujar ElBaradei.

Pejabat Polisi telah menyatakan bahwa Said adalah seorang kriminal dan sebenarnya sudah meninggal karena sesak napas setelah menelan sebungkus narkotika yang tersembunyi di bawah lidahnya, namun tuduhan itu dibantah oleh keluarganya dengan tegas .

Pembunuhan Said oleh petugas polisi Mahmud Alfallah dan Awaad Elmukhier, yang sampai saat ini masih tetap aktif bertugas, telah memicu serangkaian protes masyarakat umum yang memutuskan untuk menggunakan kejadian tersebut untuk menyerukan pencabutan hukum darurat.

Setelah pembunuhan mantan Presiden Anwar Sadat pada tahun 1981, pemerintahan Presiden uosni Mubarak memberlakukan hukum darurat, yang telah menempatkan keadaan darurat di Mesir selama hampir 30 tahun, memungkinkan polisi untuk mencari dan memenjarakan individu tanpa alasan.

ElBaradei mengatakan ia sedang mempertimbangkan menantang Mubarak dalam pemilihan presiden tahun depan, jika kondisi pemilu, terbukti bebas dan adil.

Pada bulan Februari 2010, Asosiasi Nasional untuk Perubahan dibentuk oleh koalisi gerakan oposisi Mesir bekerja untuk reformasi politik. ElBaradei saat ini menjabat sebagai presiden organisasi. (fq/prtv)