Protes Iran, Maroko Tarik Perwakilannya di Teheran

Pernyataan seorang ulama Iran tentang negara Bahrain memicu ketegangan di kalangan negara anggota Liga Arab. Maroko menyatakan menarik perwakilannya untuk negara Iran, Mohammed Bu Zarif selama satu minggu sebagai bentuk protes atas pernyataan ulama Iran yang dianggap telah menyinggung kedaulatan negara Bahrain. Sebelumnya Bahrain dan Arab Saudi sudah menyampaikan protes pada Iran.

Ketegangan ini berawal ketika mantan juru bicara Majelis Iran, Ali Akbar Nateq Nouri mengkritik pemerintahan Mohammad Reza Pahlevi yang disebutnya telah menyerahkan kedaulatan pada provinsi ke-14, Bahrain. Pernyataan ini langsung menuai kritik dan kecaman dari sejumlah negara anggota Liga Arab lainnya.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Hassan Qashqavi hari Senin kemarin menyatakan bahwa telah terjadi kesalahpahaman atas pernyataan yang dilontarkan Nateq Nouri. Qashqavi menegaskan bahwa Iran menghormati kedaulatan, kemerdekaan dan integritas wilayah semua negara-negara tetangganya dan negara-negara kawasan.

Dalam wawancara dengan Al-Jazeera, Nateq Nouri juga mengklarifikasi pernyatannya. Menurutnya, pernyataan yang dilontarkannya dalam konteks membandingkan peristiwa-peristiwa bersejarah saat sebelum dan sesudah berdirinya Republik Islam Iran tahun 1979.

Maroko menarik perwakilannya di Teheran setelah sebelumnya Iran memanggil perwakilan Maroko pada hari Jumat kemarin. berkaitan dengan surat yang disampaikan Raja Maroko ke Raja Bahrain, Syaikh Hamad bin Isa Al-Khalifa. Dalam surat tersebut, Raja Maroko, Raja Mohammad VI berjanji akan mendukung Manama dan akan mengkritik Iran yang dianggap sudah "melanggar kedaulatan dan kemerdekaan negara Bahrain."

Setelah Maroko menyatakan menarik untuk sementara perwakilannya di Iran, Menteri Luar Negeri Iran, Taieb Fassi Fihri memanggil dutabesar Iran di Rabat, Vahid Ahmadi. Menlu Iran meminta Ahmadi menyampaikan pada Raja Maroko bahwa pemerintah Iran tidak sepakat dengan pernyataan yang dilontarkan Natwq Nouri. (ln/prtv)