Qardhawi: Bentrok Sunni Syiah Hanya Untungkan Agresor AS dan Israel

Syaikh Yusuf Al-Qardahwi, kepala Asosiasi Internasional Ulama Islam mengajak seluruh bangsa Irak, Sunni maupun Syiah, untuk mengetahui dengan detail apa yang tengah dihadapi bangsanya saat ini. Ia mengeingatkan kemungkinan munculnya perang saudara di balik peledakan masjid Imam Ali Al-Hadi di Sammara, dan serangan sejumlah masjid Sunni.

Dalam keterangannya kepada Islamonline, Qardhawi mengatakan, “Ini adalah rantai berbahaya dan jika telah dimulai sulit untuk dihentikan. Waspadai perang saudara yang pasti menghancurkan seluruhnya dan yang mengambil manfaatnya bukanlah sunni maupun syiah, melainkan agresor Amerika dan Zionis.” Ia mempertanyakan, “Apa yang telah mereka lakukan? Siapa yang mengambil untung? Apa yang mereka inginkan di balik serangan itu?”

Lebih lanjut Qardhawi mengatakan, “Kami sangat mengecam dan menolak sejumlah peristiwa di Irak. Kami ingatkan bahwa perang terhadap masjid dan sejumlah makam, juga terhadap ulama dan kaum Muslimin semuanya, diharamkan oleh seluruh mazhab dalam Islam.” Qardhawi menyampaikan kekhawatiran saling balas antara kelompok syiah dan sunni akibat peledakan masjid Imam Ali. Ia sendiri tidak yakin bila kelompok Sunni lah yang meledakkan masjid itu, karena justru mereka telah membiarkan masjid itu berdiri selama ratusan tahun. “Orang yang melakukan serangan itu sama sekali tidak inginkan kebaikan untuk Irak. Mereka ingin memantik api. Menyalakan fitnah yang bisa membakar semua keindahan di Irak,” tandasnya.

Sementara itu, Pimpinan Syiah di Irak menyatakan AS dan Inggris berada di balik provokasi dan penebar fitnah di antara rakyat Irak. Dalam konferensi pers bersama yang diselenggarakan di Dewan Ulama Muslimin di Baghdad (23/2), Syaikh Ali Al-Jabury, ketua Maktab Imam Muhammad Mahdi Khalisi, menyampaikan bahwa rangkaian peristiwa yang dijalani bangsa Irak saat ini, memiliki kaitan politik yang sangat kental. Ia menganggap tragedi peledakan dan pemboman itu mempunyai keterkaitan dengan pernyataan Dubes AS di Irak Zamlay Khalil dan Menlu Inggris Jack Straw yang menolak pembentukan sayap keamanan Irak yang menghimpun tokoh organisasi keagamaan atau orang yang diduga memiliki sentimen kelompok.

Syaikh Jaburi mengatakan, “Jangan lakukan perang terhadap masjid. Masjid tidak patut diserang bahkan harus dilindungi. Perang terhadap masjid tidak lain semakin menyempurnakan proyek Zionis Amerika di Irak. Masjid tidak terkait dengan sunni maupun syiah. Masjid adalah milik Allah…” (na-str/iol)