"Bulan Madu" Partai Islam AKP Turki dan Junta Militer Sekuler

Bulan madu. Barangkali istilah ini sangat unik di Turki. Karena yang terjadi kali ini bukanlah bulan madu bagi sepasang pengantin baru, melainkan bulan madu politik antara pemimpin Partai Keadilan Pembangunan (AKP), partai yang berakar Islamis dan menang telak dalam pemilu kemarin, dengan junta militer Turki pendukung sekulerisme yang selama ini sangat sinis terhadap kelompok Islam.

Sejumlah pengamat melontarkan istilah “bulan madu” ini dalam komentar mereka. Antara lain disebutkan bahwa sejauh ini junta militer Turki memilih sikap diam melihat perselisihan sengit antara pendukung sekuler dan arus Islam yang diusung AKP.

Militer Turki bahkan tidak mengambil sikap tegas terhadap pengaduan yang disampaikan jaksa penuntut umum ke mahkamah konstitusi, yang isinya adalah pembubaran AKP dan pencabutan 71 pimpinan politik AKP, lantaran aktifitasnya dianggap mengancam sekulerisme Turki.

Fenomena lainnya, adalah sikap AKP yang berbanding lurus dengan tentara Turki terkait aksi militer yang dilakukan terhadap partai Buruh Kurdi, di utara Irak pada Februari lalu. Militer Turki dan AKP juga mempunyai agenda yang sama, yakni masuk dalam kelompok Uni Eropa sebagai bagian dari sasaran strategis mereka. Militer Turki memang berada di posisi sulit, mengingat mayoritas rakyat Turki jelas-jelas memilih AKP sebagai pemerintahan mereka.

Pengamat politik Turki Muhammad Khaer Gorbash Oglo mengatakan, “Sikap militer yang netral terhadap krisis politik antara AKP dan kelompok sekuler radikal, merupakan masalah yang sangat menarik perhatian dalam percaturan politik Turki. Biasanya militer Turki selalu membela kelompok sekuler karena militer menganggap pihaknyalah yang menjadi pelindung prinsip sekuler di Turki. Maka, ketika militer Turki tidak ingin campur tangan dalam masalah itu pada saat ini, akan memunculkan kondisi berbeda yang menyatukan AKP dan militer Turki.”

Oglo memandang inilah yang dinamakan “bulan madu”, antara junta militer Turki dan AKP. Selanjutnya, kata Oglo, pemerintahpun menyambut keinginan militer Turki untuk masuk lebih jauh ke wilayah utara Irak guna memburu milisi bersenjata Kurdi yang beberapa kali melakukan serangan untuk melepaskan diri dari Turki.

“Bukan hanya itu, bahkan AKP menanti lampu hijau dari AS untuk mengizinkan militer Turki melakukan serangan di utara Irak. Itulah yang dipandang mahal oleh militer turki, dan itu pulalah yang menjadikan tentara Turki bisa menjadi pelindung AKP, ” ujar Oglo.

Aksi militer Turki di Utara Irak pun kemudian dilaporkan berhasil menewaskan 240 orang bersenjata Kurdi, sedangkan pihak Turki kehilangan 24 orang pasukan.

Sekedar mengingatkan, AKP telah berhasil memperoleh 46, 7% suara dalam pemilu yang lalu. Dengan jumlah dukungan sebesar itu, mereka bisa menduduki 340 kursi di parlemen Turki dari total 550 kursi. Sementara junta militer Turki dalam sejarahnya telah melakukan tiga kali revolusi sejak berdirinya Republik Turki. Revolusi pertama merupakan revolusi paling berdarah pada 27 Mei 1960 saat militer menggulingkan pemerintah Adnan Mandares karena diduga mengizinkan kekuatan agama berkembang di Turki. Revolusi kedua dilakukan pada Maret 1971 dan revolusi ketiga pada September 1980. (na-str/iol)