Rafsanjani: Barat Akan Menyesal, Iran Akhirnya Menang

Akbar Hasyimi Rafsanjani, ketua Dewan Tinggi Pertahanan Nasional Iran, menegaskan bahwa Iran tidak akan melepaskan program nuklirnya seperti tekanan Barat. Rafsanjani bahkan menegaskan pihak Iran tidak akan tunduk meski tekanan itu datang dari PBB dan berdampak pada diterapkannya embargo oleh PBB atas Teheran. “Ini masalah sensitif. Kami tidak mungkin mundur dari hak kami. Tak satupun dari warga Iran yang mau mundur dalam hal ini. Mereka (Barat) harus tahu bahwa tekad kami dalam hal ini tidak pernah berubah,” ujar Rafsanjani.

Ia menambahkan bahwa Iran akan mempertahankan haknya dengan cara bijak meskipun untuk itu Iran harus melakukan upaya yang melelahkan. “Mereka nanti akan menyesal dan Iran akan menang pada akhirnya,” jelasnya.

Iran selama dua tahun terakhir menjadi bagian pembicaraan negara-negara Barat terkait proyek nuklir yang dikembangkannya. Barat menuduh Iran kelak akan menggunakan proyek nuklirnya untuk membuat bom nuklir. Tapi tuduhan itu ditampik oleh Iran.

Sementara itu diberitakan, George Bush kini tengah melakukan hubungan intensif dengan rekanannya sejumlah kepala negara baik Jerman, Prancis dan Inggris guna membicarakan tindakan yang akan ditimpakan atas Iran karena proyek nuklirnya. Jubir Gedung Putih Scott Mcllelan seperti dikutip Albawaba, mengatakan, “Jika pemerintah Iran tetap pada sikapnya sekarang, maka tidak ada alternatif lain kecuali mengajukan proposal kepada PBB.”

Ia juga mengatakan bahwa hingga saat ini Bush belum berniat untuk melakukan agresi militer ke Iran. Namun tambahnya, alternatif serangan militer tetap menjadi bahan pembicaraan hangat di antara sejumlah kepala negara yang dihubungi oleh AS. “Kini kami masih menempuh jalan damai dan diplomatik untuk mengatasi masalah ini. Ini yang sekarang kami lakukan dan akan tetap kami lakukan,” ujarnya.

Diprediksi, Iran pada akhirnya akan menjadi target serangan militer Barat, sebagaimana Irak. Majalah Times terbitan pertengahan Desember bahkan menuliskan laporannya tentang rencana Israel untuk menyerang Iran pada akhir Maret 2006, bila Iran masih melanjutkan proyek nuklirnya.(na-str/albwb)