Ribuan Orang Demo Anti Rasis di Rusia

Ribuan demonstran anti-rasisme telah mengalir datang ke ibukota Rusia untuk memprotes serentetan serangan yang mematikan baru-baru ini terhadap etnis minoritas.

Sekitar 2.500 orang berkumpul di Pushkin Square, hanya beberapa blok dari Kremlin di pusat Moskow, pada hari Ahad kemarin (26/12), di tengah ketegangan nasional atas pembunuhan seorang pendukung sepak bola, yang diduga dibunuh oleh tersangka ekstremis, AFP melaporkan.

"Rusia tanpa fasisme, Rusia tanpa Nazisme" tertulis dari spanduk yang dibawa oleh para demonstran, banyak di antaranya berteriak "Rusia terbuka untuk semua orang", dalam salah satu demo tersebut terbesar dalam beberapa bulan terakhir.

Demo tersebut juga dihadiri oleh Gubernur wilayah liberal Kirov Nikita Belykh dan pemimpin oposisi Vladimir Ryzhkov, yang mengatakan kepada demonstran di pusat kota Moskow bahwa setiap kota di Rusia terdiri dari multi-etnik, dan nasionalisme buta hanya akan merugikan negara.

Ledakan sentimen anti-rasisme datang pada saat peneliti Rusia melaporkan bahwa seorang anak 14 tahun telah ditangkap sehubungan dengan pembunuhan rasis terhadap warga negara republik bekas Soviet, Kyrgyzstan.

Ketegangan antara etnis Rusia dan kelompok imigran dari wilayah Kaukasus berjalan tinggi terutama disebabkan penembakan terhadap anggota organisasi penggemar sepak bola tim Spartak pada tanggal 4 Desember lalu.

Pembunuhan itu menyalahkan pada kelompok etnis Kaukasus, yang juga telah dituduh membunuh pemuda berusia 18 tahun Maxim Sychyov, yang meninggal bulan lalu setelah dipukuli oleh sesama mahasiswa.

Sementara itu, sebuah jajak pendapat baru menunjukkan bahwa orang-orang di Moskow telah menjadi semakin xenophobia terhadap etnis Rusia di kota itu, mengacu pada meningkatnya sentimen antara nasionalis Rusia dan mereka yang berasal dari Kaukasus.

Presiden Rusia Dmitry Medvedev telah mengutuk kekerasan etnis di negara itu, dan bersumpah untuk memulai tindakan keras terhadap "semua manifestasi dari ekstremisme."(fq/prtv)