Rusia Sesalkan Intervensi Militer ke Libya

Jubir Deplu Rusia, Alexander LukashevichRusia mengatakan menyesalkan sikap negara-negara Barat yang memutuskan untuk mengambil tindakan militer terhadap diktator Libya Muammar Gaddafi, yang telah menindak keras kaum revolusioner di negeri ini.

Sebuah pernyataan oleh Juru Bicara Departemen Luar Negeri Rusia Alexander Lukashevich pada hari Sabtu kemarin (19/3) mengatakan, "Unit Angkatan Udara dari sejumlah negara mulai melakukan aksi militer di Libya pada tanggal 19 Maret. Moskow menyesalkan adanya tindakan militer tersebut," Reuters melaporkan.

Pada hari Kamis, Rusia, bersama dengan empat negara lainnya, abstain dari pemungutan suara Dewan Keamanan PBB untuk memberlakukan zona larangan terbang di atas Libya.

Resolusi PBB memberikan izin untuk tindakan yang diperlukan melawan Gaddafi dan pasukan yang setia dengannya termasuk intervensi militer.

Laporan-laporan mengatakan Gaddafi menyatakan gencatan senjata pada Jumat lalu sebagai tanggapan terhadap resolusi Dewan.

Pada hari Sabtu kemarin, pesawat-pesawat tempur Perancis melancarkan serangan terhadap wilayah Libya. Perancis mengatakan serangan ini bertujuan untuk melindungi dari serangan Gaddafi terhadap warga sipil Libya.

Sebelumnya pada hari itu Kolonel Gaddafi mengintensifkan serangan di timur kota Benghazi, menewaskan lebih dari dua lusin pasukan revolusioner.

Pada 10 Maret, Moskow melarang pasokan senjata ke Libya dan menghentikan kontrak senjata dengan Tripoli sebagai respon terhadap tindakan brutal Gaddafi pada kekuatan revolusioner.(fq/prtv)