Saif al-Islam: Jika Eropa Tidak Dukung Gaddafi, Libya Menjadi Seperti Somalia

Saif Al-Islam putra pemimpin Libya Muammar Gaddafi berusaha ‘mengintimidasi negara-negara Eropa terkait perkembangan terbaru yang terjadi di Libya. Dalam pernyataannya Saif Al-islam menyatakan bahwa Libya bisa menjadi seperti Somalia jika negara-negara Eropa tidak mau menerima pemerintahan Gaddafi dan lebih mendukung kelompok oposisi.

Hal itu disampaikan Saif al-Islam dalam sebuah wawancara yang disiarkan Ahad kemarin (6/3) di Channel 2 televisi Perancis. Dalam wawancara itu putra Gaddafi tersebut mengatakan: "Jika Eropa tidak membantu dan mendukung pemerintahan Gaddafi, maka Libya bisa berubah menjadi seperti Somalia."

"Akan ada banyak bajak laut di lepas pantai Sisilia dan pulau Kreta. Dan akan ada jutaan imigran yang melarikan diri ke negara Eropa yang hal itu bisa menjadi aksi "terorisme" yang akan masuk ke pintu negara Anda. Namun kami tetap percaya teman kami, presiden Sarkozy yang merupakan teman bagi Libya, Sarkozy telah berulang kali bertemu dengan ‘ayah’," tandas Saif al-islam.

Saif al-Islam menegaskan bahwa ada perbedaan antara kasus Libya dengan Tunisia dan Mesir, di mana di kedua negara tersebut aksi yang terjadi adalah sebuah revolusi rakyat dengan turunnya jutaan orang ke jalan untuk melakukan aksi protes selama berhari-hari, damai dan tanpa senjata.

Ia melanjutkan: "Namun di Libya, yang terjadi adalah adanya milisi bersenjata yang jelas-jelas nyata," menekankan bahwa "Semua warga Libya akan berjuang sampai mati demi mempertahankan negara mereka," menurut laporan AFP.

Saif al-Islam juga mengkritik perubahan yang tersirat dalam posisi masyarakat internasional terkait tentang ayahnya. Dia menyatakan: "Ketika sistem diimbangi dengan rasa hormat yang solid namun hal itu bisa hancur ketika semua orang mengucapkan selamat tinggal."(fq/imo)