Sarkozi Bersumpah Akan Balas Matinya Warga Prancis yang Dibunuh Al-Qaidah

Presiden Nicolas Sarkozy pada hari Senin kemarin (26/7) bersumpah untuk menghukum sayap jaringan Al-Qaidah Afrika utara setelah mengkonfirmasikan kematian seorang sandera Prancis (78 tahun) yang diculik di Nigeria.

Al-Qaidah Maghrib Islam (AQIM) mengatakan pada hari Minggu lalu bahwa mereka telah membunuh Michel Germaneau sebagai tanggapan atas serangan Perancis dan Mauritania melawan kelompok mereka minggu lalu.

Pasukan komando Perancis, bersama dengan pasukan Mauritania, telah mencoba membebaskan Germaneau, seorang pensiunan insinyur yang diculik pada tanggal 20 April lalu, tetapi gagal menemukannya ketika mereka menyerbu sebuah kamp padang pasir al-Qaidah di Mali, Sarkozy mengatakan.

"Keyakinan bahwa ia akan dihukum mati, sudah menjadi tugas kami untuk mencoba untuk menyelamatkannya dari para penculiknya. Sayangnya Michel Germaneau tidak ada di sana," kata Sarkozy dalam sebuah pernyataan secara live di televisi.

"Tekad kami sejauh ini tidak melemah, kematiannya harus memperkuat hal itu," kata Presiden Prancis ini.

Dia mendesak warga Perancis untuk menghindari perjalanan ke daerah Sahel dan bersumpah: "Kejahatan ini pasti akan mendapat hukumannya."

Sarkozy mengatakan Perancis telah menerima tanda ini sejak bulan Mei yang mengabarkan bahwa Germaneau masih hidup, dan mencobab membebaskannya setelah AQIM mengancam pada 11 Juli lalu untuk membunuhnya dalam waktu dua minggu kecuali Paris mengatur sebuah pertukaran tawanan.

Spanyol, yang juga memiliki dua sandera yang ditahan oleh fraksi lain al-Qaidah di kawasan itu, mengutuk pembunuhan Germaneau dan mengatakan akan melanjutkan usaha-usaha untuk membebaskan warga negaranya.

"Pemerintah Spanyol ingin menyampaikan kepada pemerintah Perancis adanya solidaritas secara penuh dan dukungan dalam menghadapi kejahatan brutal ini," kata Menteri Luar Negeri Spanyol Miguel Angel Moratinos dalam sebuah pernyataan.(fq/aby)