Satu Hari Kemarin, 116 Warga Sipil Irak Tewas

Krisis politik dan keamanan Irak terus memakan korban. Dalam satu hari
kemarin, tak kurang 116 warga sipil Irak meregang nyawa akibat ledakan
sejumlah bom yang meledak di berbagai tempat di Irak, terutama Bagdad.

Para korban umumnya adalah penganut Syiah yang tengah melakukan perjalanan menuju kota Karbala, Selatan Irak, guna merayakan empat puluh hari wafatnya Imam Husein radhiallahu anhu.

Kondisi berbagai daerah di Irak juga masih terus membara. Menurut
kepolisian Irak, ada puluhan orang bersenjata melakukan serangan terhadap penjara Irak di kota Moushal, yang terletak di sisi Utara Baghdad (6/3). Dalam serangan tersebut kelompok bersenjata berhasil melepaskan 140 tahanan. Inilah aksi serangan ke penjara paling besar dan berhasil meloloskan lebih dari seratus tahanan secara bersamaan, dalam sejarah Irak.

Reuters menguraikan sejumlah informasi dari kepolisian Irak bahwa kondisi Irak semakin bertambah buruk dengan adanya dua orang pelaku bom bunuh diri yang meletakkan bahan peledak pada ikat pinggangnya. Dua orang itu lalu masuk ke wilayah pengungsian di kota Al-Hulla, sisi Selatan Bagdad, dan meledakkan diri. Ledakan itu langsung menewaskan 90 orang sipil, di samping 125 orang lainnya terluka.

Masih menurut kepolisian, bahwa para warga sipil itu sebelumnya berkumpul dan datang untuk mengambil jatah makan siang dan beristirahat untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke Karbala.

Sejumlah orang bersenjata juga melakukan serangan terhadap para penganut Syiah di Baghdad dan sekitarnya. Menurut kepolisian Irak, terjadi pula ledakan bom mobil di desa Daura di selatan Baghdad, hingga menewaskan 12 orang. Sementara sebuah bom mobil juga meledak di kampung Yarmuk hingga menewaskan 39 orang. Dan dalam sejumlah ledakan lainnya, terbunuh 11 orang sipil Syiah yang datang dari Kirkuk dan Lathefa. Total korban luka menurut kepolisian Irak adalah 245 orang.

Sejumlah pengamat memandang bahwa rantai serangan itu akan semakin meruncingkan pertikaian antar sekte Syiah dan Sunni di Irak. Terlebih sejumlah pemimpin militer AS mengklaim bahwa kaum bersenjata di Irak kini telah mendapat pasokan amunisi dan persenjataan yang lebih besar dari luar Baghdad. (na-str/ikhl)