Satu Orang Tewas Setiap Jam di Bashrah

Ketua Departemen Pertahanan Irak prihatinan dengan terus bertambahnya korban tewas di kota Bashrah. Menurutnya, tingkat kematian di kota Bashrah mencapai satu jiwa dalam setiap jamnya. Ia menegaskan bahwa keamanan kota kedua terbesar di Irak itu nyaris runtuh, setelah penguasaan kota direbut oleh milisi bersenjata.

Keterangan itu dilansir dalam harian Az Zaman, Irak (17/5) oleh Majed Sare konsultan menteri pertahanan di Bashrah. “Terjadi pembunuhan satu orang setiap jam. Milisi bersenjata kini yang menjadi penguasa the facto di kota Bashrah,” katanya.

Ia menambahkan, ketika Syaikh Hasan Jureih Qarmisyi terbunuh oleh sekelompok orang bersenjata yang mengenakan kostum polisi pemerintah, sejumlah orang tak dikenal langsung menyerang pusat kepolisian di selatan Bashrah. Serangan itu membunuh 11 orang polisi sekalilgus membakar dua buah gedung milik sebuah partai politik di Irak

Harian Independent Inggris menuliskan berita bahwa situasi Basharah saat ini melibatkan tokoh-tokoh kabilah yang dahulunya hidup di luar Bashrah. Mereka terlibat konflik secara terus-menerus sesama mereka. “Meskipun milisi bersenjata itu mengecam loyalitas kepada partai etnik syiah, namun sejumlah informasi menyebutkan mereka mendapat suplai dana dari intelejen Kuwait dan Iran,” demikian tulis Independent.

Masih menurut Independent, jumlah kematian di kota Bashrah saat ini sudah mendekati tingkat kematian di kota Baghdad yang melibatkan tentara Inggris selama 3 tahun meredam kekerasan di sana.

Sementara itu, walikota Bashrah Muhammad Mishbahulllah Waeli tengah berupaya mencopot pangkat kepala kepolisian Bashrah dengan dalih kepolisian sama sekali tidak melakukan investigasi terhadap ratusan aksi pembunuhan di Bashrah hingga saat ini.

Independent memandang pemerintahan Irak saat ini secara umum terancam runtuh, mengingat tingginya tingkat kerusuhan dan konflik bersenjata di Irak sudah tidak terkendali. Apalagi sudah lima bulan pasca pemilu, belum terbentuk struktur pemerintahan baru yang harus dibentuk di Irak. Di sisi lain, intensitas serangan terhadap tentara AS dan Inggris oleh kelompok bersenjata Irak pun mengalami peningkatan. Sejak awal bulan Mei ini, tercatat 11 orang tentara AS tewas di samping 7 orang tentara Inggris. (na-str/iol)