Saudara Tiri Saddam Hussein Minta Maaf kepada Rakyat Irak

Saudara tiri mantan presiden Saddam Hussein telah meminta maaf kepada rakyat Irak atas kediktatoran partai Baath sewaktu Saddam berkuasa dan menuduh mantan deputi perdana menteri Tareq Aziz sebagai arsitek kediktatoran tersebut.

Watban Ibrahim Hassan al-Tikriti, seorang mantan menteri dalam negeri Irak, mengatakan hal tersebut dalam sidang terkait penindasan rezim Saddam sewaktu berkuasa dahulu.

Siaran televisi pemerintah Iraqiya melaporkan pernyataan Watban di akhir pekan, namun dilaporkan bahwa pernyatan tersebut dibuat di pengadilan Rabu lalu, kata Muhammad Abdul Sahab, juru bicara pengadilan khusus yang mengatur tentang kejahatan di era Saddam.

"Saya berbicara di sini tentang sejarah Irak. Ada penindas dan orang yang tertindas selama rezim Saddam. Sekarang Saddam sudah pergi, saya dapat berbicara dengan bebas," kata Watban yang merupakan saudara tiri Saddam Hussein yang dieksekusi mati pada bulan Desember 2006.

"Ini hanyalah platform di mana saya bisa membuat suara saya terdengar oleh rakyat Irak. Saya harus meminta maaf kepada rakyat Irak atas apa yang dilakukan di bawah pemerintahan partai Baath," kata Watban, yang menjadi orang pertama dari lingkaran dalam Saddam yang meminta meminta maaf kepada publik.

"Partai ini bersikap seolah-olah memiliki hak mutlak untuk memimpin negeri. Kepimpinan partai dilayani dengan jiwa dan uang rakyat Irak seolah-olah memiliki hak mutlak untuk melakukan apa saja yang mereka ingin lakukan."

Watban mengalami luka serius pada tahun 1995 ketika putra sulung Saddam, Uday, menembakkan sembilan peluru ke kakinya.

Watban ditangkap pada 13 April 2003 oleh koalisi pimpinan Amerika yang menyerbu Irak saat ia mencoba melarikan diri ke Suriah, Watban dijatuhi hukuman mati pada Maret 2009 untuk perannya dalam eksekusi terhadap 42 pedagang pada tahun 1992.

Watban juga menuduh mantan deputi perdana menteri Tareq Aziz sebagai "arsitek dari kebijakan partai Baath yang sangat kejam dan diktator." (fq/aby)