Sekitar 100 Tahanan Muslim di Irak dan Afghanistan Tewas di Penjara Tentara AS

Human Right First, sebuah lembaga pembelaan HAM mengeluarkan hasil laporan mengejutkan perihal buruknya penjara AS. Disebutkan tak kurang 100 orang tahanan meninggal di penjara AS di Irak dan Afghanistan, sejak Agustus 2002.

Rincian isi laporan itu pertama kali dipublikasikan dalam siaran Newsnight televisi BBC. Dalam acara tersebut dinyatakan diperkirakan telah terjadi 98 angka kematian. Sedikitnya 34 kasus dicurigai atau dipastikan pembunuhan. Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengatakan kepada Newsnight, aparatnya belum membaca laporan tersebut, tapi memandang tuduhan penganiayaan itu "secara sangat serius" dan pihaknya akan melayangkan tuntutan jika diperlukan.

Menurut lembaga HAM terkait, laporan yang akan dipublikasikan hari Rabu (22/2), diperoleh dari sejumlah informasi Pentagon dan beberapa sumber resmi AS.
Wakil Human Rights First Deborah Pearlstein mengatakan kepada Newsnight, sangat yakin informasi yang diperolehnya bisa dipercaya.

Dalam laporannya disebutkan sebanyak 34 kasus termasuk pembunuhan disengaja atau direncanakan. Selain itu, 11 kasus lain dicurigai karena disengaja, dan antara 8 hingga 12 tahanan disiksa hingga mati.Dalam acara Newsnight, Dubes AS untuk Irak Zalmay Khalilzad masih menganggap perilaku penyiksaan yang dilakukan tentara AS, masih minim. “Kebanyakan mereka bersikap legal,” katanya. Tapi ia mengakui, bila memang terjadi penyiksaan "Mereka manusia, mereka melanggar hukum, mereka keliru, dan mereka harus diminta pertanggungjawaban,” ujarnya.

Jurubicara Amnesty International di Inggris menyerukan agar kematian dalam tahanan Amerika itu diselidiki. Ia mengatakan kematian tahanan selama perang begitu memunculkan kegelisahannya. Mereka meminta pada AS untuk mengizinkan penyelidikan total secara independen atas tragedi kematian ini, dan tragedi penyiksaan yang lainnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, terdapat sejumlah foto penyiksaan baru yang dilakukan pasukan AS di Irak di penjara Abu Ghraib. Foto-foto yang begitu menghebohkan dunia itu diambil dari penjara Abu Ghraib, Irak pada tahun 2003. (na-str/bbc)