Sekjen Hizbullah: AS-Israel Berkolaborasi Kobarkan Perang Baru di Timur Tengah

Sekjen Hizbullah Hassan Nasrallah mengingatkan dunia Arab dan Muslim agar waspada dengan konspirasi jahat AS-Israel untuk mengobarkan perang baru di Timur Tengah. Dalam wawancara dengan stasiun televisi Hizbullah, Al-Manar, Nasrallah mengatakan AS dan Israel mengobarkan perang baru dengan cara mengadu domba antara dunia Arab dan Iran dengan menggunakan sentimen Sunni-Syiah.

Nasrallah melontarkan komentar itu bersamaan dengan kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke Washington, bertemu dengan Presiden AS Barak Obama. Dalam pertemuan kedua pemimpin negara yang bersekutu itu, isu utama yang dibahas adalah masalah konflik Israel-Palestina dan program nuklir Iran.

Netanyahu tetap menolak desakan AS agar Israel menerima solusi dua negara untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina. Netanyahu juga menolak untuk menghentikan perluasan pemukiman ilegalnya di tanah Palestina di Tepi Barat. Sementara soal Iran, Netanyahu mencoba meyakinkan para pemimpin negara AS bahwa program nuklir Iran harus dihentikan terlebih dulu sebelum menentukan langkah menciptakan perdamaian di Timur Tengah. Para pejabat AS merespon pernyataan Netanyahu dengan menekankan pentingnya pembentukan aliansi negara-negara Arab untuk melawan Iran.

"AS dan Israel pada akhirnya akan mengobarkan perang di kawasan, mereka akan memciptakan situasi agar negara-negara Arab berhadap-hadapan dengan Iran, menciptakan perang antara Muslim Sunni dan Syiah," kata Nasrallah.

Ia menyerukan agar dunia Arab dan Muslim bersatu untuk menggagalkan konspirasi AS-Israel itu. "Jika kita bisa menggagalkan rencana jahat mereka yang ingin menciptakan konflik baru di Timur Tengah, AS dan Israel tidak akan bisa menggunakan senjata jahanamnya," tukas Nasrallah.

Pernyataan Nasrallah tidak berlebihan. Meski AS beretorika memilih jalan diplomasi untuk menyelesaikan program nuklir Iran, Presiden Obama menyatakan bahwa AS tidak akan selamanya memilih jalan diplomasi jika cara itu menemui kebuntuan. Di sisi lain, AS terus membujuk negara-negara Arab yang selama ini memang sudah terlibat perang dingin dengan Iran karena perbedaan mazhab, untuk menggalang kekuatan untuk menghadapi Iran.

Setali tiga uang, Israel makin gencar mengumbar retorika bahwa program nuklir Iran adalah ancaman bagi kawasan. Para pemimpin dan pejabat militer Israel tak henti-hentinya mengancam akan menghancurkan fasilitas-fasilitas Iran dengan serangan militer.Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan tidak bisa berjanji pada AS untuk tidak melakukan serangan militer sepihak ke Iran. Radio Israel dalam laporannya menyebutkan, Netanyahu menegaskan pada Obama bahwa Israel punya hak penuh untuk mengambil tindakan sendiri terhadap Iran.

Pernyataan Netanyahu mematahkan pernyatan Direktur CIA, Leon Panetta yang sempat mengirimkan misi rahasianya ke Israel. Menurut Panetta, tim yang dikirimnya ke Tel Aviv untuk memastikan bahwa Israel tidak melakukan serangan militer sendirian ke Iran tanpa persetujuan AS.

"Netanyahu nampaknya memahami, jika Israel melakukan serangan ke Iran sendiri, Israel akan menghadapi masalah besar. Netanyahu sadar, demi keamanan Israel, Israel harus menjalin kerjasama dengan pihak lain," kata Panetta dalam keterangannya.

Tapi perkataan bisa berbeda dengan tindakan. AS dan Israel sama-sama punya kepentingan di dunia Arab dan Muslim. Mereka sama-sama ingin mendominasi. Sekarang, tinggal bagaimana sikap dunia Arab dan Muslim. Apakah akan terjerumus dalam perangkap strategi adu domba AS dan Israel sehingga dunia Islam menjadi lemah atau dunia Arab dan Muslim memilih bersatu untuk melawan konspirasi jahat AS dan Israel yang ingin memecah dunia Islam. (ln/prtv)