Sekolah di Maryland Beri "Kelonggaran" Pada Siswa Muslim Saat Hari Besar Islam

Perjuangan pemuka muslim di Maryland, AS sekolah tidak menjadwalkan ujian atau tes pada Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, membuahkan hasil. Pihak sekolah di wilayah itu menyatakan tidak akan mengadakan tes atau ujian pada perayaan dua hari besar agama Islam agar siswa-siswi muslim bisa izin tidak masuk sekolah untuk merayakan hari besar agama mereka.

Alasan lainnya, karena makin meningkatnya jumlah siswa-siswi muslim di sekolah-sekolah. "Kami tidak mengumupulkan informasi soal agama, tapi kami sangat tahu bahwa jumlah kaum muslimin di bagian barat wilayah kami terus bertambah. Anda bisa melihatnya ketika Anda datang ke sekolah-sekolah," kata Teresa Tudor, direktur sekolah dan ketua persatuan orang tua siswa di Maryland.

Selama ini sekolah-sekolah di Amerika sudah menjadwalkan hari libur untuk perayaan agama Kristen seperti Natal dan Paskah, begitu pula untuk penganut agama Yahudi, tapi tidak untuk hari besar agama Islam. Tahun ini, sekolah-sekolah di Maryland akan memberikan kelonggaran bagi siswa-siswi muslim yang akan merayakan Idul Fitri pada tanggal 10 September dan Hari Raya Idul Adha yang akan jatuh pada tanggal 17 November 2010, dengan tidak mengadakan ujian atau event olahraga pada kedua tanggal tersebut.

Dewan Muslim di Anne Arundel County, Rudwan Abu Rahman mengatakan, dua tahun mereka memperjuangkan agar siswa-siswi muslim bisa merayakan dua hari besar Islam bersama keluarga mereka di rumah. "Hal ini perlu dipertimbangkan oleh pemerintahan distrik agar para siswa-siswi serta guru yang muslim merasakan bahwa mereka diterima di tengah masyarakat," kata Abu Rahman.

"Kami berusaha untuk berbaur dengan masyarakat. Banyak kaum Muslimin yang bermigrasi ke Anne Arundel County dengan beragam alasan dan kami mau mereka merasa menjadi bagian dari masyarakat ini, dengan mengakui hari besar agama mereka dan menjadikannya sebagai hari libur," tukas Abu Rahman.

Juru Bicara Dewan Muslim, Rizwan Siddiqi mengungkapkan, saat ini terdapat lebih 350 ribu muslim di Maryland. Menurutnya, penanggung jawab pendidikan di Maryland cukup terbuka menanggapi aspirasi warga muslim. Cuma yang menjadi persoalan, terkadang terjadi perbedaan tanggal perayaan Idul Fitri maupun Idul Adha di kalangan kaum Muslimin. "Departemen pendidikan selalu mempertanyakan hal ini, karena jika ada tanggal yang sudah pasti setiap tahunnya, mereka lebih mudah untuk menentukan jadwal libur dalam kalender pendidikan," ujar Siddiqi.

Kesulitannya, tambah Siddiqi, permintaan itu sulit dipenuhi karena penentuan jatuhnya Idul Fitri dan Idul Adha biasanya ditetapkan setelah melakukan pengamatan bulan.

Selain di Maryland, komunitas Muslim di Baltimore County juga sedang memperjuangkan agar sekolah-sekolah memberikan hari libur pada dua hari besar Islam. Juru Bicara Distrik Baltimore, Charles Herndon mengatakan, sekolah-sekolah di wilayahnya sudah merespon permintaan itu, dengan tidak menjadwalkan ujian saat Hari Idul Fitri dan Hari Idul Adha, sehingga siswa-siswi yang muslim bisa absen dari sekolah saat perayaan tersebut. Tapi sekarang, kata Herndon, komunitas Muslim minta agar sekolah benar-benar diliburkan pada kedua hari besar Islam tersebut.

Pejabat pemerintahan Distrik Baltimore menolak tuntutan itu, karena hukum negara bagian melarang meliburkan sekolah dengan alasan keagamaan. Ditanya mengapa pada perayaan hari besar Yahudi, seperti Yon Kippur dan Rosh Hashana sekolah diliburkan, mereka memberikan alasan bahwa perayaan itu bersifat sekuler dan bukan perayaan keagamaan. (ln/isc/Annapolis.com)