Sepakbola Jerman dan Penghinaan Terhadap Nabi Muhammad

Sepak bola adalah agama bagi pendukung Schalke 04, sebuah klub sepakbola elit asal Jerman, dan pada musim lalu menduduki peringkat ketiga dalam klasemen akhir. Paus John Paul II bahkan menjadi salah satu anggota kehormatan klub. Namun sekarang, umat Muslim berang terhadap lagu resmi Schalke 04. Banyak Muslim Jerman, termasuk juga para pendukung Schalke, telah menyampaikan protesnya. Apa yang terjadi gerangan?

Pekan lalu, beberapa media Turki mengungkapkan baris ketiga dari “lagu kebangsaan” Schalke. Anthem ini berjudul “Biru dan Putih, Betapa Aku Mencintaimu.” Jika diterjemahkan maka baris itu berbunyi seperti ini, “Muhammad, sang rasul/yang tak mengerti apapun tentang sepakbola/tapi dari kilau warnanya/ia telah memilih biru dan putih.”

Saat ini, terdapat 4 juta Muslim di Jerman, dan kebanyakan berasal dari Turki. Syair ini jelas membuat murka warga Muslim di sana. Menurut arsip lagu rakyat Jerman, lagu resmi klub ini diambil dari potongan lagu lama di tahun 1979 yang berbunyi, “Muhammad adalah pendukungku! Dia tahu keindahan sebenarnya. Dia, yang dianggap hanya memilih warna hijau, suci dari segala perwarnaan.”

Versi Schalke diciptakan tahun 1924 dan diedit pada tahun 1963. Setiap kali Schalke bertanding di stadionnya sendiri, para pendukung menyanyikannya.

Hanya dalam waktu tidak kurang dari satu hari, klub sepakbola ini telah menerima 350 imel berisi protes. Burhan Kesici, sekjen Dewan Islam di Jerman, berusaha menenangkan situasi ini dan meminta pihak Schalke untuk segera serius menindaklanjuti hal ini. “Sangat tidak benar menyebutkan Rasul di daalm sebuah lagu resmi klub. Saya pikir itu sesuatu yang keluar dari rasa hormat pada kaum Muslim di negeri ini.” Kesici berkata pada German Press Agency.

Sekjen Dewan Pusat Muslim Jerman, Aiman Mazyek, berkomentar, “Kami tak akan menyebut lagu ini melanggar hukum (Jerman), tapi menginginkan penjelasan akan latar belakangnya. Kami berutang pada pendukung dan pemain Schalke.” Saat ini Muslim di Jerman memang tengah sensitive setelah tragedi 1 Juli tentang Marwa al-Sharbini , seorang perempuan Mesir yang tewas di pengadilan Dresden. Setelah kejadian itu, Mazyek mengatakan bahwa banyak umat Islam yang tak merasa lagi aman. Jerman telah berubah menjadi negara yang membenci Islam.

Ketua dewan kehormatan Schalke, pendeta protestan Hans-Joachim Holm, tidak terbawa arus, namun memperingatkan klub agar segera bertindak. Ia mengatakan kepada harian Sueddeutsche Zeitung, syair ini akan membuat reaksi yang panas di kalangan pendukung Schalke. Saat ini, di kesebelasan Schalke ada Halil Altintop, pemain Turki yang beragama Islam. (sa/earttimes)