Setelah 17 Tahun, Dalang Penghancuran Masjid Babri Terkuak

Sejumlah tokoh nasional India yang sekarang menjadi pejabat penting di pemerintahan terlibat dalam insiden penghancuran Masjid Babri di Ayodhya yang terjadi pada 6 Desember 1992. Hal itu terungkap setelah hasil laporan Komisi Penyelidik Liberhan yang menyelidiki insiden itu bocor ke publik.

Laporan Liberhan menyatakan bahwa penghancuran Masjid Babri oleh kelompok ekstrimis Hindu adalah bagian dari konspirasi, bukan tindakan spontan tapi sengaja dilakukan dan sudah direncanakan terlebih dulu. Konspirasi untuk menghancurkan masjid itu, menurut laporan tersebut, melibatkan sejumlah pucuk pimpinan dari partai BJP-partai yang berkuasa di India saat ini-antara lain mantan perdana menteri Atal Behari Vajpayee, pimpinan oposisi LK Advani dan mantan presiden BJP Murli Manohar Joshi.

Sekelompok Hindu militan pada Desember 1992 menyerbu dan menghancurkan Masjid Babri yang sudah berdiri sejak abad ke-16. Mereka mengklaim masjid itu dibangun di atas tempat kelahiran salah satu dewa India, Dewa Rama. Insiden ini memicu pertikaian komunal antara warga Hindu dan Muslim di India. Lebih dari 2.000 orang, kebanyakan Muslim, tewas dalam pertikaian tersebut.

Sepuluh hari setelah insiden penghancuran Masjid Babri, dibentuk Komisi Liberhan yang baru menyelesaikan laporannya 17 tahun tahun kemudian dan baru diserahkan pada tanggal 30 Juni kemarin. Laporan itu menyebutkan keterlibatan sejumlah tokoh nasionalis Hindu dan menuding bahwa gubernur wilayah Ayodhya tidak melakukan tindakan yang cukup untuk menghentikan aksi kelompok Hindu militan yang menyerbu masjid itu.

Laporan Liberhan yang dilansir media lokal mengguncang parlemen India dan membuat gerah tokoh-tokoh nasionalis Hindu yang saat ini menjadi pejabat penting di pemerintahan India. Pemerintah India, secara resmi belum mengeluarkan pernyataan tindak lanjut apa yang akan dilakukan atas laporan Liberhan dan terhadap mereka yang diklaim terlibat dalam insiden Masjid Babri. (ln/iol/arabnews)