Mewaspadai Simulasi "Orange Flame" Israel

Israel akan menggelar latihan simulasi untuk menghadapi serangan senjata biologi selama dua hari, pada hari Rabu dan Kamis mendatang. Latihan itu merupakan latihan terbesar yang pernah dilakukan sepanjang sejarah Israel yang melibatkan lebih dari 1.000 relawan untuk ikut dalam simulasi itu.

Surat kabar Israel Haaretz melaporkan, latihan yang diberi kode "Orange Flame" akan dilaksanakan di kota Tel Aviv, Ramat Gan dan Holon. Tujuannya untuk mengevaluasi kemampuan Komando Garda Depan, petugas medis, tim penyelamat dan aparat pemerintahan kota setempat dalam merespon bencana yang ditimbulkan akibat serang senjata biologi oleh kelompok teroris atau yang terjadi karena insiden kecelakaan.

"Simulasi ini untuk melatih negara ini dalam menghadapi serangan teroris yang menggunakan senjata biologi," kata Brigadir Jenderal Ze’ev Snir dari departemen pertahanan Israel.

Latihan besar-besaran menghadapi serangan senjata biologi yang dilakukan Israel menimbulkan tanda tanya apakah latihan itu sekedar simulasi biasa atau rejim Zionis itu sedang merencanakan ‘perang’ baru menggunakan senjata biologi karena pada saat yang sama, Komando Garda Depan Israel berencana membagi-bagikan perlengkapan alat perlindungan seperti masker anti-gas, pada seluruh warga Israel mulai akhir Februari mendatang.

Rencana itu sudah disetujui oleh kabiner pekan kemarin. Israel mempekirakan jumlah penduduknya sampai tahun 2013 mencapai delapan juta jiwa. Awalnya, alat tersebut hanya akan disediakan untuk 60 persen penduduk saja, tapi diputuskan bahwa seluruh warga Israel akan dibekali perlengkapan tersebut.

Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak dan anggota parlemen Israel, Matan Vinai yang mengelola Komando Garda Depan Israel menyatakan, keputusan untuk membekali seluruh warga Israel dengan alat perlindungan diri berupa masker anti-gas setelah pihaknya melakukan penilai strategis bahwa bakal terjadi ketegangan di masa-masa mendatang dimana Israel menghadapi ancaman serangan roket dan misil.

Faktanya menunjukkan bahwa Israel sendiri sudah menggunakan zat kimia berbahaya dalam serangan-serangan udara yang dilakukannya ke Jalur Gaza. Hal tersebut terungkap setelah tim peneliti dari Italia yang tergabung dalam Italian New Weapons Committee meneliti amunisi dan bahan-bahan yang terkandung dalam bom-bom Israel yang digunakan untuk membombardir Jalur Gaza.

Tim peneliti menyatakan bahwa saat ini warga Gaza dalam bahaya karena tanah di Gaza sudah terkontaminasi oleh zat-zat berbahaya yang berasal dari bom-bom Israel. Menurut mereka, yang terkena dampaknya bukan hanya manusia tapi juga tumbuh-tumbuhan dan hewan.

"Studi yang kami lakukan menunjukkan ada elemen beracun yang tidak lazim di tanah. Elemen itu antara lain berupa kandungan metal yang bisa menyebabkan tumor dan kemandulan dan bisa menimbulkan dampak serius bagi bayi-bayi yang akan lahir. Mereka akan mengalami gangguan genetik atau cacat," kata Paola Manduca, juru bicara Komite. (ln/hrz)