Southwest Airlines Akhirnya Minta Maaf pada Irum Abbasi

Maskapai penerbangan Southwest Airlines akhirnya meminta maaf pada Irum Abbasi, perempuan berjilbab yang dipaksa turun dari pesawat di Bandara Internasional San Diego, saat ia akan melakukan penerbangan dengan maskapai tersebut ke San Jose.

Abbasi, ibu rumah tangga yang juga mahasiswa berusia 31 tahun itu, dipaksa turun setelah seorang kru pesawat salah dengar ucapan Abbasi saat dirinya sedang berbicara di telepon ketika pesawat akan lepas landas, yang membuat kru pesawat itu curiga.

Petugas Transportation Security Administration akhirnya memaksa Abbas turun dari pesawat, namun tidak melakukan penggeledahan ataupun interogasi. "Saya bahkan menyerahkan dompet dan telpon genggam saya untuk diperiksa, tapi mereka (petugas keamanan) bahkan tidak menyentuhnya," kata Abbasi.

Tanpa penjelasan apapun, pihak maskapai akhirnya memberikan voucher pada Abbasi agar bisa meneruskan perjalanan dengan menggunakan penerbangan berikutnya. Southwest Airlines, perusahaan yang berbasis di Texas itu menyampaikan permohonan maaf dan menyatakan akan menyelidiki kasus ini.

"Kami dengan tulus minta maaf atas ketidaknyamanan pelanggan, dan kami menyesalkan ia (Abbasi) tidak bisa melakukan penerbangan sesuai jadwal. Kami memberikan akomodasi pada penerbangan berikutnya ke San Jose, dan kami memberikannya voucher sebagai pertanda niat baik kami untuk mengganti ketidaknyamanan yang dialaminya," demikian pernyataan Southwest Airlines.

Abbasi, warga negara AS keturunan Pakistan itu menyatakan menerima permohonan maaf tersebut tapi meminta pihak Southwest Airlines untuk lebih mendisiplinkan kru-nya.

Organisasi advokasi muslim di AS Council on American-Islamic Relations (CAIR) melihat kasus ini sebagai masih tingginya sikap negatif masyarakat AS terhadap muslim. "Apakah hanya semata-mata karena muslim dan mengenakan jilbab lalu terlihat mencurigakan dan harus dipaksa turun dari pesawat?" tukas Juru Bicara CAIR Edgar Hopida. (ln/EN)