
Senjata canggih tentara Libya sedang diperdagangkan dan mungkin dijual kepada kelompok yang berafiliasi dengan Al-Qaidah di Afrika Utara, sehingga memberikan potensi untuk meningkatnya ketidakstabilan di wilayah tersebut, kata menteri dalam negeri Spanyol Kamis kemarin (30/6).
Alfredo Perez Rubalcaba mengatakan al-Qaidah di Maghreb Islam, atau AQIM, adalah ancaman yang berkembang dan bisa menyebar di luar basis mereka di wilayah Sahel Afrika, kecuali negara-negara Barat meningkatkan upaya untuk menghadapi mereka.
Perez Rubalcaba mengatakan senjata yang cukup canggih dari pasukan tentara Libya yang berjuang untuk menjaga Muammar Gaddafi tetap dalam kekuasaannya saat ini sedang dijual oleh pedagang di perbatasan selatan Libya dan mungkin akan berakhir di tangan AQIM.
"Krisis Libya memiliki pengaruh pada AQIM," katanya menegaskan. "Salah satu yang kami temukan sangat negatif adalah adanya kemungkinan senjata dari tentara Libya, atau apa yang tersisa dari itu, jatuh ke tangan teroris."
Perang sipil Libya memberikan potensi AQIM untuk meningkatkan pengaruhnya di wilayah Sahel, di mana mereka aktif setelah pertama kali muncul di Aljazair.
"Kejahatan terorganisir mungkin akan tumbuh karena jelas mereka saling berhubungan, dan risiko bagi Eropa dan Amerika Serikat juga akan tumbuh," jelas Perez Rubalcaba.
Barat menganggap Afrika Utara, sebagai sesuatu yang vital dalam perang melawan terorisme. Aljazair, di mana pemberontakan Islam meletus pada tahun 1992 dengan serangan sporadis terus berlanjut, telah menjadi sekutu kunci AS dalam pertempuran anti-terorisme.
Rubalcaba meberikan penjelasan kepada wartawan saat istirahat dalam pertemuan dengan rekan-rekan dari lima negara Uni Eropa lainnya dan Direktur Keamanan Dalam Negeri AS Janet Napolitano. Negara-negara tersebut membuat kesepakatan antara lain akan membuat sebuah mekanisme koordinasi yang permanen bagi orang-orang penghubung negara mereka di wilayah Sahel – yang luas, yang mencakup negara-negara seperti Mauritania, Niger, Mali dan Chad.
Mereka juga sepakat untuk menjangkau Uni Afrika untuk meningkatkan upaya melakukan aksi kontraterorisme secara bersama, Perez Rubalcaba mengatakan.(fq/ap)





