Sudan Selatan Di Ambang Kemerdekaan

Sudan Selatan dengan suara bulat hampir memutuskan untuk mendeklarasikan kemerdekaan dari utara dalam sebuah referendum, para pejabat mengatakan pada hari Minggu kemarin (30/1), hal itu memicu massa melakukan perayaan di ibukota Juba selatan.

Ribuan orang bersorak, sambil menari setelah pejabat mengumumkan hasil pertama awal resmi referendum yang secara keseluruhan menunjukkan mayoritas 98,83 persen hasil referendum memilih untuk pemisahan, menurut situs referendum Sudan Selatan.

"Inilah yang kami pilin, sehingga orang bisa bebas di negara mereka sendiri … Saya mengucapkan selamat berjuta kali," kata Presiden Sudan Selatan Salva Kiir mengatakan kepada kerumunan orang.

Pemungutan suara yang merupakan bagian yang dijanjikan dalam kesepakatan damai 2005 yang mengakhiri satu dekade konflik utara-selatan, perang saudara terpanjang di Afrika, yang banyak menelan korban jiwa.

Kiir, kepala mantan pemberontak selatan, Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan (SPLM), memuji mantan musuhnya, Presiden Sudan Omar Hassan al-Bashir, yang menyetujui kesepakatan 2005.

"Omar al-Bashir mengambil keputusan berani untuk membawa perdamaian. Bashir adalah juaranya dan kami harus berdiri dengannya," kata Kiir, berbicara dalam campuran bahasa Inggris dan dialek Arab setempat.

"Proyek ini belum selesai … Kita tidak dapat mendeklarasikan kemerdekaan hari ini," tambahnya.

Menurut ketentuan kesepakatan, Sudan selatan akan dapat mendeklarasikan kemerdekaan pada tanggal 9 Juli mendatang menunggu hasil final dari penghitungan jajak pendapat referendum.(fq/reu)