Suriah Desak IAEA Juga Periksa Fasilitas Nuklir Israel

Suriah meminta dunia internasional bersikap adil terkait isu nuklir, jangan cuma negara-negara Arab yang dicurigai punya senjata nuklir yang harus diperiksa oleh IAEA, tapi juga negara-negara seperti AS dan Israel yang jelas-jelas telah membangun persenjataan nuklirnya.

Suriah mengungkapkan pernyataan itu merespon tudingan bahwa negara itu diam-diam telah membangun sebuah reaktor nuklir. Suriah seperti dilansir surat kabar Ath-Thawra menegaskan bahwa IAEA juga harus melakukan inspeksi terhadap fasilitas-fasilitas nuklir Israel dan AS.

"Amerika dan Israel telah melontarkan tuduhan palsu. Seharusnya, Israel yang harus diminta menyerahkan informasi tentang instalasi-instalasi nuklirnya pada tim inspeksi internasional, sehingga setidaknya kita tahu berapa banyak senjata nuklir yang sudah dimilikinya, " demikian isi editorial Ath-Thawra, surat kabar milik pemerintah Suriah.

Hari Senin kemarin, Ketua IAEA Muhammad ElBaradei mengatakan bahwa tim inspeksinya bulan ini akan mengunjungi Al-Kibar, lokasi rahasia yang dicurigai sebagai tempat dibangunnya reaktor nuklir Suriah. Israel menyerang lokasi ini beberapa waktu lalu, setelah agen-agen intelejen Israel dan AS menyimpulkan bahwa di tempat itu terdapat sebagian reaktor nuklir Suriah yang dibangun dengan bantuan Korea Utara. Suriah membantah tuduhan Israel dan AS tersebut. ElBaradei mengecam serangan Israel ke Al-Kibar karena tim IAEA belum mengecek kebenaran tuduhan itu.

Dalam pernyataannya Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan bahwa Damaskus tidak berniat membuat senjata nuklir. Suriah hanya ingin mendapatkan akses membangun program nuklir untuk keperluan damai lewat proyek kolektif bersama negara-negara Arab lainnya.

"Energi nuklir untuk keperluan damai menjadi trend internasional di mana semua negara punya hak untuk melakukannya. Di Suriah, kami ingin proyek nuklir ini dilakukan dalam konteks kepentingan negara-negara Arab, yang sudah dibahas dan disetujui dalam Pertemuan Tingkat Tinggi Arab di Riyadh, " kata Bashar Assad.

Negara-negara Teluk dalam pertemuan tahun 2007 lalu menyatakan akan membangun proyek energi nuklir untuk kepentingan sipil dan menyerukan negara-negara Arab untuk memulai proyek tersebut. (ln/al-arby)