Teknologi di Afghanistan, Mullah Taliban Sudah Gunakan iPhone

Meski masih dilanda peperangan, teknologi sudah mulai merambah Afghanistan. Afghanistan yang sekarang, berbeda dengan Afghanistan delapan tahun yang lalu ketika masih berada dibawah pemerintahan Taliban yang melarang teknologi modern seperti internet, televisi bahkan handphone.

Kala itu hanya ratusan warga Afghanistan yang menggunakan telepon selular dan kebanyakan yang menggunakan adalah para pejabat pemerintahan Taliban. Tapi sekarang, sedikitnya ada delapan juta pengguna telepon genggam di Afghanistan.

Anak-anak muda Afghanistan bahkan mulai menggunakan internet, ikut dalam berbagai kegiatan olahraga bahkan kontes-kontes bakat di televisi ala American Idol. "Anak-anak muda Afghanistan tidak lagi terperangkap dalam ‘lingkaran peperangan’. Mereka kini bisa bersentuhan dengan dunia lewat kemajuan teknologi," kata Shukria Barakzai, anggota legislatif yang pernah menjadi editor sebuah surat kabar.

Jadi jangan heran, jika para Mullah di Afghanistan kini sudah menggunakan iPhone, produk dari Apple. Salah satunya adalah Mullah Abdul Salaam Zaeef, mantan dutabesar Taliban di Pakistan dan pernah mendekam di kamp Guantanamo selama empat tahun.

Lelaki yang selalu mengenakan sorban itu, tidak pernah jauh dari iPhone-nya. Ia menggunakan alat itu untuk surfing di internet, mencek rekening banknya bahkan menemukan lokasi-lokasi yang sulit ditemukan karena di iPhone-nya sudah terinstal GPS.

"Alat ini mudah, modern dan saya senang menggunakannya. Alat seperti ini dibutuhkan orang di dunia sekarang ini. Karena manusia ingin maju," ujar Zaeef sambil asyik memencet tombol-tombol i-Phonenya.

Meski Taliban dikenal ketat dalam hal-hal yang berbau teknologi, Zaeef mengaku tertarik dengan perkembangan teknologi. Akhir tahun 1990-an, ia sudah menggunakan laptop satelit untuk mengakses internet dan sekarang ia biasa surfing di internet selama satu jam setiap hari.

Zaeef mengatakan bahwa ia sudah berusaha melakukan pendekatan pada para petinggi Taliban agar membiarkan rakyat Afghanistan menggunakan barang-barang elektronik modern. Menurutnya, Taliban sendiri sekarang sudah mulai memanfaatkan teknologi. Pasukan Taliban menggunakan remote control untuk meledakkan bom-bom yang dipasang di jalan atau membuat rekaman video berkualitas tinggi yang diposting di situs-situs mereka. Meski demikian, masih ada beberapa komandan Taliban yang melarang televisi di rumah-rumah atau di tempat-tempat umum seperti tempat tukang cukur atau warung kopi.

Bukan cuma teknologi, wajah kota Kabul sekarang juga lebih modern dengan berdirinya mall mewah dilengkapi dengan lift dan eskalator, serta tempat minum kopi ala Eropa. Berbagai barang elektronik seperti GPS, Play Station, TV layar datar dan iPod sudah bertebaran di pusat-pusat perbelanjaan di Afghanistan. Suasana kota Kabul jauh dari gambaran kota sebuah negara yang sedang dilanda peperangan.

Faridullah, seorang pemilik toko barang elektronik mengatakan, dalam satu bulan ini empat buah iPhones berhasil terjual dan dibeli oleh orang-orang Afghan yang kaya. "Negara ini sudah agak maju sekarang. Sembilan tahun yang lalu, negara ini tidak tahu apa itu telepon genggam. Tapi sekarang, sudah telepon seluler sudah jadi barang biasa. Bahkan orang yang sebenarnya tidak cukup punya uang untuk makan, membeli telepon genggam yang harganya mahal," ujar Faridullah.

Meski demikian, pendapatan rata-rata masyarakat Afghanistan yang rendah, sekitar 800 dollar per tahun, menyebabkan pasar telekomunikasi masih menargetkan kalangan dengan status sosial menengah keatas dan warga negara asing.

Menurut Jawid, seorang pedagang barang elektronik, gadget dan iPhones masih relatif mahal di Afghanistan meski peminatnya cukup banyak. Banyak toko di Kabul menjual iPhones tiruan buatan China. Tapi dengan iPhones tiruan itu, si pemilik sudah bisa menggunakan internet dan harganya relatif murah. (ln/YN)