The Washington Post: Misy 'al Tak Bisa Dibunuh

Washington,
"Bunuhlah Khalid (Misy’al)". Itulah judul buku terbaru karangan penulis sekaligus wartawan Australia Paul McGeough yang disarikan oleh The Washington Post (TWP) di rubrik ‘udar buku’ pada edisi Minggu, 8 Maret lalu.

Greg Mire, wartawan TWP yang mereview buku tersebut menyatakan, Khalid Misy’al adalah satu-satunya petinggi "syahid" yang hidup di antara para petinggi Hamas lainnya, setelah Israel gagal untuk membunuhnya di masa pemerintahan Benyamin Netanyahu pada
tahun 1997 di Jordania.

Mire menambahkan, Israel hampir bisa dikatakan selalu berhasil untuk membunuh para petinggi Hamas, dengan cara apapun. Misalnya, Pendiri Gerakan Hamas, Syaikh Ahmad Yasin yang diberondong helikopter Apache pada tahun 2004 silam, atau yang baru-baru ini, Nizar Rayyan, yang wafat oleh bom Israel di sela-sela invasinya ke Gaza. Para petinggi Hamas itu menutup usia mereka sebagai syahid.

Namun tidak demikian halnya dengan Khalid Misy’al, kepala kantor biro politik pada Hamas (al-Maktab as-Siyasi li Harakah Hammas). Misy’al dipercaya terbukti susah dan licin untuk ditumbangkan.

Pada 1 Oktober 2007 silam, saat Misy’al tengah berada di Amman, Jordan, dua orang agen Mosad-Israel mengupayakan pembunuhan petinggi Hamas yang kharismatik itu. Sayangnya, usaha pembunuhan tersebut gagal. Misy’al dapat diselamatkan.

Atas peritiwa ini, Raja Yordania waktu itu, al-Malik Husain, naik pitam dan langsung menahan dua agen Mosad tersebut. Raja Husain lalu meminta jaminan keamanan kepada Israel atas Misy’al selama berada di dalam Kerajaan Jordan, sebagai ganti dibebaskannya kedua agen tersebut.

"Kejadian ini menjadikan pamor Misy’al kian melejit di kalangan Hamas dan dunia Islam. Misy’al syahid, namun ia masih hidup," ungkap Mire dalam reviewya sebagaimana dilansir harian berbahasa Arab yang terbit di Washington, Afaq (12/3).

Kegagalan pembunuhan Misy’al juga di satu sisi menjadikan popularitas kepemimpinan Netanyahu sebagai PM Israel kala itu turun drastis. Netanyahu dinilai banyak kalangan kurang mampu untuk menumpas Hamas.

Nah, hubungannya, adalah ketika sekarang partai politik yang dipimpin Netanyahu menduduki urutan kedua dalam pemilu Israel yang digelar beberapa waktu lalu. Posisi ini menghantarkan Netanyahu berhak untuk ikut serta membentuk rancangan pemerintahan.

Kesempatan ini bisa dipastikan akan digunakan oleh Netanyahu untuk kembali berupaya menumbangkan Misy’al dan Hamas. Dan bisa jadi pula, kebijakan keamanan utama pemerintahan Israel yang baru adalah menumpas Hamas dan petinggi-petingginya.
(l2/twp/afq)