Kantor Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan telah mempersiapkan diri untuk memimpin sebuah dewan penyelidikan, untuk menyelidiki insiden berdarah yang dilakukan oleh militer Israel terhadap armada kebebasan.
Kementerian Luar Negeri Turki telah mengumumkan pembentukan gugus tugas pada hari Kamis kemarin (12/8), dengan mengatakan bahwa mereka akan menyelidiki serangan dan perlakuan yang dihadapi para aktivis," seperti dilaporkan AFP.
Para penyelidik mempercayai temuan mereka akan sama dengan komisi PBB terkait fakta tentang masalah tersebut.
Pada tanggal 31 Mei lalu terjadi penyerangan terhadap armada Kebebasan yang berakibat terbunuhnya sembilan aktivis kemanusiaan Turki yang berada di antara ratusan aktivis lainnya yang berusaha menuju Jalur Gaza untuk mematahkan pengepungan Israel terhadap wilayah tersebut.
Puluhan penumpang mengalami luka-luka selama serangan pasukan Israel dan banyak dilaporkan barang-barang mereka juga telah dicuri oleh Israel.
Tel Aviv, yang datang di bawah kecaman dunia internasional atas serangan itu, telah membentuk komite investigasi sendiri. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Menteri Pertahanan Ehud Barak dan Kepala Staf Umum Letjen Gabi Ashkenazi sejauh ini telah tampil di hadapan panel investigasi, membela serangan itu.
Israel telah menolak tuntutan Ankara sejauh ini tentang penawaran permintaan maaf, dan memberikan kompensasi bagi yang selamat dan meringankan blokade Gaza.
Laporan sebelumnya mengatakan Israel telah melunak dengan melonggarkan pembatasan atas masuknya barang bantuan ke gaza, setelah adanya tekanan dunia internasional.(fq/prtv)