Kacamata Materialistik , Times : “Pada Akhirnya Tujuan ISIS Adalah Saudi”

Free Syrian Army fighters stand at a former base used by fighters from the Islamic State in Iraq and the Levant (ISIL), after the ISIL withdrew from the town of Azaz, near the Syrian-Turkish borderMajalah Amerika “Times” menerbitkan sebuah laporan dengan judul “Pada akhirnya, target ISIS adalah Saudi Arabia” dimana dalam laporan tersebut dinyatakan bahwa untuk mempertahankan dirinya, ISIS tidak memiliki pilihan kecuali mengalihkan pandangannya ke ‘hadiah utama’ (ladang minyak Saudi).

Laporan tersebut menyatakan, “organisasi ini bergerak kearah tujuan ini, dan pertempuran sekarang adalah untuk menguasai ladang minyak terbesar di dunia, organisasi ini, yang lahir dari rahim al-Qaeda sangat menyadari bahwa untuk mempertahankan dirinya sebagai sebuah entitas yang baik, dan sebagai penopang agama, politik dan militer serta pembangunan ekonomi di daerah, maka ia harus mengikuti tujuan yang sama yang ditetapkan oleh al-Qaeda, yang telah berjanji untuk melawan pemerintah Saudi dan mencoba untuk menjatuhkannya, dimana sumber perselisihan antara bin Laden dan Arab Saudi adalah kehadiran pasukan koalisi yang mengeluarkan pasukan Saddam Husein setelah pendudukan di Irak, dan ini dijadikan alasan bagi Al-Qaeda untuk mengusir orang-orang kafir dari semenanjung Arab.

Laporan tersebut menambahkan,”demikian pula bagi IS percaya bahwa Arab Saudi adalah bagian dari Khilafah , dan begitu pula dengan ladang minyak, dan mereka berjuang untuk dua hal ini dengan dua alasan penting, Pertama: masuknya Arab Saudi sebagai Negara yang paling penting di dunia muslim yang memiliki aset besar, dan jika pertempuran di Suriah dan Irak telah mampu untuk menarik ribuan pejuang, apalagi jika pertempuran tersebut terjadi di tempat yang paling suci bagi umat Islam, yaitu Mekah dan Madinah.

Sedangkan alasan yang kedua adalah untuk merebut kekuasaan dan hegemoni Amerika dengan mencegah minyak dari Arab Saudi dan Negara-negara teluk untuk dimanfaatkan oleh AS dan sekutunya.

Laporan tersebut juga menyatakan,”bahkan jika Amerika dapat mengalahkan ISIS secara militer, namun kemenangan itu pun hanya akan bersifat sementara, dan perjuangan akan dimulai kembali, sebagaimana yang telah terjadi di Irak saat menjatuhkan Saddam Hussein.

Laporan tersebut melanjutkan,”hanya ada satu kekuatan yang dapat bergerak secara efektif untuk melawan ISIS dengan cara yang sah yaitu Arab Saudi”, hal ini didasarkan pada sebuah artikel Nawaf Ubaid dan Saud al-Sarhan yang diterbitkan dalam New York Times pada tanggal 9 September, dua penulis ini menentang ide yang dipromosikan oleh media barat, bahwa ISIS berasal dari Saudi, mereka mengatakan,”Arab Saudi bukanlah sumber lahirnya ISIS…..Saudi adalah tujuan utama ISIS.” Mereka lalu menambahkan,”Arab Saudi memiliki keunikan baik dari sisi kredibilitas legitimasi Agama,yang memenuhi syarat lebih dari pemerintah lainnya untuk menangkal kekejaman ideologi ISIS.”

Laporan itu menyimpulkan,”apa yang membuat ISIS kini kuat adalah strategi militer mereka yang berdasarkan pada dimana letak ladang minyak, dan hal itu adalah yang pertama dan utama bagi organisasi ini dengan perencanaan yang cerdas, dimana mereka membuat diri mereka menguasai ladang-ladang minyak di Irak dan Suriah sebagai sumber finansial yang cukup bagi perjuangan organisasi. (hr/im)