Tokoh Ikhwanul Muslimin Mesir Diserang

Segerombolan orang bersenjata dengan pisau menyerang seorang anggota parlemen senior dari kubu oposisi Mesir Ikhwanul Muslimin pada hari Senin lalu.

Kepala blok parlemen Ikhwan, Mohamed el-Katatni, berjalan di selatan Minya Kairo, kata seorang pelaku yang berafiliasi dengan calon partai berkuasa yang menyerang kendaraan pada hari Senin dengan parang, rantai dan pisau."Anggota keluarganya berada di kerumunan," katanya kepada Reuters.

Shadi Abu el-Ela, calon RPN berlari melawan Katatni, kata juru bicara Ikhwan. Sementara sebanyak lima orang pendukungnya terluka selama bentrokan pada salah satu unjuk rasa kampanyenya.

"Aku tidak mengajak siapapun untuk mencegat kampanye Ikhwan," kata Abu el-Ela Reuters melalui telepon.Sumber-sumber keamanan di Minya kata awal pada hari Selasa mereka menyelidiki tuduhan yang diajukan oleh kedua pihak.

Tidak ada verifikasi independen terhadap insiden itu. Minya sumber keamanan mengatakan kepada Reuters melalui telepon bahwa polisi sedang memeriksa laporan medis dan keluhan kedua belah pihak.

Gelombang Penangkapan

Ikhwan mengatakan anggotanya dilecehkan oleh aparat keamanan dengan adanya gelombang penangkapan. Ikhwan mengatakan, Senin, bahwa aparat keamanan telah menangkap lebih dari 1.200 pendukung Ikhwan untuk mencegah mereka melakukan kampanye. Beberapa orang dibebaskan tetapi yang lain masih tetap ditahan.

Amnesty International pada hari Sabtu mendesak pemerintah untuk menghentikan penangkapan anggota kelompok Ikhwan.

Amnesty mengatakan dengan adanya tindakan aparat keamanan yang terus melakukan penangkapan, selanjutnya akan memberikan peluang kepada kandidat partai berkuasa, yaitu RPN. Aparat keamanan membiarkan para kandidat dari partai berkuasa RPN, memasang poster-poster atas kandidat mereka disembarang tempat. Pada hari Jumat, keamanan menggunakan gas air mata dan peluru karet di Alexandria, di mana kelompok Ikhwan baru akan memulai kampanye.

Namun, Pemerintah menegaskan pemilu akan berjalan bebas dan adil. Para pejabat mengatakan penangkapan terhadap para kandidat Ikhwan, karena mereka melakukan dengan tanpa izin.

Tidak akan ada pengawasan peradilan yang independen di TPS-TPS di 28 November, tidak seperti pemilu sebelumnya. Sebuah komisi yang ditunjuk oleh negara akan memantau pemilu sebagai gantinya. (m/wb)