Tolak Perang Afghanistan, Muhajirin Inggris Dilarang


Seiring dengan pesatnya pertumbuhan penduduk Muslim di Eropa, tekanan terhadap mereka juga makin meningkat. Baru-baru ini, Inggris yang ikut andil, setelah Prancis, Denmark, Belanda, dan Swiss. Kelompok Al-Muhajirin Inggris mendapat larangan dari pemerintah Inggris.

Al-Muhajirin—juga dikenal sebagai Islam4UK, dilarang mengadakan pertemuan atau mengumpulkan uang. Jika dilanggar makan akan menjadi pelanggaran pidana. Menurut Home Office, yang bertanggung jawab untuk keamanan dalam negeri di Britania Raya, pelarangan ini dimaksudkan untuk menangani terorisme.

Selama ini Al-Muhajirin aktif mengadakan kampanye di Inggris menolak perang di Afghanistan. Anjam Choudary, pemimpin Al-Muhajirin, mengatakan tidak akan mundur karena pelarangan itu. "Kami tidak akan berhenti karena pemerintah melarang kami," katanya kepada CNN melalui telepon. "Jika itu berarti menyiapkan platform lain di bawah label lain, maka itu akan kami lakukan."

Ia menambahkan, “Umat Islam dimanapun diwajibkan untuk bekerja secara kolektif mendirikan Negara Islam dan hukum Syariah, di Inggris atau di mana pun mereka – hal-hal itu tidak bisa berubah."

Ketika ditanya apakah ia terkejut atau kecewa dengan keputusan pelarang itu, Choudary mengatakan "Tidak, tidak sama sekali, kami sudah menduga hal ini dan mungkin yang lebih buruk daripada itu."

Situs Islam4UK sendiri sudah ditutup pada hari Ahad kemarin, dan hanya ada catatan "Islam4UK Back Soon."

Gerakan Al-Muhajirin sendiri pada hari Ahad sudah mendapatkan dukungan dari 725.000, hingga jelas membuat Home Office menjadi ketar-ketir, takut akan aksi menolak perang di Afghanistan itu makin meluas.

Choudary sudah sejak dari dulu menyuarakan keprihatinannya terhadap tentara-tentara Inggris yang dikirim ke Afghanistan. "Banyak orang di Inggris bersedih untuk orang yang mereka cintai yang telah meninggal atau terluka, sama seperti kita juga berduka karena kehilangan orang-orang yang tidak bersalah, wanita dan anak-anak di Afghanistan di tangan aliansi yang dipimpin AS. Selain itu banyak orang Inggris tidak setuju dengan perang dan penindasan dan ketidakadilan yang sedang dilakukan di bawah kedok perjuangan kebebasan dan demokrasi, sama seperti kita juga ingin agar Inggris menarik pasukan dari tanah Islam. Inggris harus keluar dari Afghanistan. " (sa/cnn)