Tuduhan Perkosaan dan Perintah Penangkapan Terhadap Bos Wikileaks

Julian Assange, pemilik dan pendiri situs "pembocor rahasia" Wikileaks jarang tampil di tengah publik atau berkomentar di media massa. Tapi hari Minggu (22/8), ia angkat bicara soal tuduhan perkosaan dan surat perintah penangkapan yang dikeluarkan pemerintah Swedia terhadap dirinya,

Assange membantah tuduhan perkosaan itu dan menyebutnya sebagai "kampanye hitam" terhadap dirinya. Ia mengaku sudah mendapatkan informasi dari agen intelijen Australia–asal negara Assange–pada 11 Agustus lalu bahwa ia akan ada upaya untuk mendiskreditkan dirinya, tapi belum jelas siapa pihak atau orang yang berada dibalik upaya itu.

"Pertanyaannya, siapa yang terlibat? Kami memiliki kecurigaan terhadap siapa yang akan mengambil keuntungan dari kasus ini, tapi tanpa bukti yang kuat, saya tidak mau langsung menuduh," kata Assange.

Otoritas pemerintah Swedia pada Jumat malam pekan kemarin mengeluarkan surat perintah penangkapan dan melontarkan tuduhan kasus perkosaan terhadap Assange. Tapi Swedia membatalkan tuduhan dan perintah penangkapan keesokan harinya. Karin Rosander, juru bicara kejaksaan Swedia mengatakan bahwa Jaksa Agung Eva Finne telah mengkaji tuduhan kasus perkosaan dan surat perintah penangkapan terhadap Assange dan ia memutuskan "tidak adai alasan yang meyakinkan" bahwa Assange telah melakukan perkosaan.

Namun Rosander menolak jika kejaksaan disebut telah melakukan kesalahan, karena jaksa–kata Rosander–membuat dakwaan ini berdasarakn informasi yang ada. "Kantor kejaksaan belum mengontak Assange dan tidak akan memburunya. Kejaksaan akan memutuskan apakah akan melanjutkan kasus tuduhan perkosaan ini, pekan ini," kata Rosander.

Wikileaks langsung menuliskan respon lewat twitternya ketika tabloid Swedia Expressen pertama kali memublikasikan bahwa pemerintah Swedia telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Assange. Di twitternya, Wikileaks menulis "Kami sudah diingatkan akan menghadapi ‘trik-trik kotor’ dan sekarang kami mendapatkan (trik kotor) yang pertama." Wikileaks juga menyatakan bahwa masalah tidak akan menjadi gangguan besar bagi Wikileaks karena pemerintah Swedia belum menghubungi mereka terkait tuduhan perkosaan dan surat perintah penangkapan itu.

Tuduhan perkosaan itu berawal dari pengakuan dua perempuan muda yang mengklaim telah diperkosa oleh Assange. Salah seorang dari perempuan itu mengaku diperkosa di pekan terakhir keberadaan Assange di Stockholm. Sedangkan perempuan satunya lagi mengaku diperkosa di kota lain di Swedia. Pekan kemarin, Assange memang berada di Swedia antara lain untuk mengajukan permohonan sertifikat penerbitan dari negara itu, karena Wikileaks memiliki banyak server di Swedia.

Assange menyatakan, kuasa hukumnya sudah mengurus masalah ini dan akan melakukan pertemuan dengan kejaksaan Swedia. Ia menuntut pemerintah Swedia membatalkan segala tuduhan yang tiba-tiba muncul setelah Assange memublikasikan ribuan dokumen rahasia militer AS tentang perang AS di Afghanistan yang membuat berang negara AS. (ln/aljz)