"Tujuan Utama Kebijakan AS di Mesir adalah Hentikan Islam Radikal"

Petinggi partai Republik di parlemen AS Selasa kemarin (8/2) menyatakan bahwa tujuan utama kebijakan AS di Mesir harus untuk "menghentikan penyebaran Islam radikal," sebuah tujuan yang telah sedikit disebutkan oleh para pejabat pemerintahan Obama dalam beberapa pekan terakhir.

Pemimpin Mayoritas parlemen, Eric Cantor, juga mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa dirinya berharap protes jalanan yang berlangsung di Kairo dan di tempat lain akan mengakibatkan terbentuknya masyarakat demokratis yang membela hak asasi manusia, dan memperjuangkan kemajuan dan kesempatan yang sama bagi seluruh warga.

Dalam sambutannya, Cartor tidak mengkritik Presiden Barack Obama dalam menangani krisis Mesir yang telah terjadi selama dua minggu.

"Saya pikir tujuan utama menangani krisis Mesir harus difokuskan untuk menghentikan penyebaran Islam radikal. Dan hal itu yang menjadi fokus kita seharusnya," katanya menegaskan.

Cantor yang merupakan seorang Yahudi adalah pendukung kuat Israel, di mana para pemimpin Israel telah mengamati peristiwa di Mesir dengan penuh kekhawatiran akan adanya pengambilan kekuasaan oleh kelompok Islam.

Pada bagian lain, sejak pertama kali aksi unjuk rasa muncul di Mesir, Obama telah menyerukan adanya transisi pemerintahan – terlepas siapa yang menjadi pemimpin.

"Masa depan Mesir akan ditentukan oleh masyarakatnya sendiri. Hal ini juga jelas bahwa perlu ada proses transisi yang harus dimulai dari sekarang. Transisi itu harus memulai proses yang menghormati hak-hak universal dari rakyat Mesir dan mengarah pada pemilihan umum yang bebas dan adil ," kata Presiden akhir pekan lalu.

Mubarak, yang telah berkuasa hampir 30 tahun, telah menjadi sekutu kuat Amerika Serikat di Timur Tengah dan berusaha untuk mengendalikan teroris internasional. Dia juga telah mematuhi perjanjian perdamaian dengan Israel yang ditandatangani oleh pendahulunya. (fq/mnsbc)