Ulama Saudi Emad Al-Moubayed, telah keluar dari Kerajaan

Eramuslim.com – Seorang ulama terkemuka Arab Saudi yang dikhawatirkan akan ditahan ternyata telah meninggalkan Kerajaan Arab Saudi ke luar negeri, setelah mengkritik reformasi radikal yang dilakukan pemerintah di bidang hiburan.

Emad Al-Moubayed, seorang ulama dan mantan imam di Masjid King Abdulaziz di Dammam, mengunggah sebuah video di akun Twitter pekan lalu, di mana ia memperingatkan reformasi sosial yang drastis di Arab Saudi yang diberlakukan dalam beberapa tahun terakhir.

Mengarahkan “nasihatnya kepada penjaga Dua Masjid Suci, Putra Mahkota [Mohammed bin Salman], dan Penasihat Turki Al-Sheikh [kepala Otoritas Hiburan]”, ia meminta pihak berwenang untuk takut kepada Allah dalam menerapkan perubahan sosial yang “menghapus iman Islam, dan mengganti identitas Islam dengan identitas lain”, lansir MEMO (8/3/2023).

Namun, keesokan harinya, Al-Moubayed mengunggah video baru di mana ia mengklarifikasi komentarnya, sambil membaca dari selembar kertas di atas meja di depannya, yang tampaknya menarik kembali kritiknya dalam sebuah adegan yang menurut beberapa orang dipaksa untuk dibaca di dalam tahanan.

“Beberapa orang mungkin telah salah memahami apa yang saya sebutkan dalam kata-kata dan video saya sebelumnya. Saya ingin mengklarifikasi dan menegaskan bahwa negara kita, kepemimpinannya, dan rakyatnya menikmati kemakmuran yang luar biasa, keamanan dan keselamatan serta pembangunan,” ujarnya saat itu.

Tagar #WhereIsEmadMoubayed kemudian menjadi tren, terutama setelah pihak berwenang Arab Saudi mengatakan pada Senin (6/3) bahwa mereka menahan seorang pria karena melanggar undang-undang kejahatan siber. Namun, berlawanan dengan kekhawatiran akan kemungkinan penahanannya, sebuah akun Twitter yang dikaitkan dengan Al-Moubayed kemarin mempublikasikan sebuah postingan yang meyakinkan bahwa dia tidak ditahan dan malah melarikan diri. “Dengan rahmat Allah, saya dapat meninggalkan negara ini dan mencapai negara yang aman, Alhamdulillah,” kata akun yang diduga digunakan olehnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, Kerajaan Arab Saudi telah memberlakukan serangkaian reformasi sosial yang radikal, terutama dalam industri hiburan dengan mengizinkan penyelenggaraan konser musik, mendatangkan musisi dan artis Barat yang kontroversial, dan percampuran gender secara bebas di tempat-tempat hiburan seperti bioskop.

Tokoh-tokoh agama dan ulama yang berbicara menentang reformasi tersebut, atau terkait isu-isu politik, telah ditangkap, ditahan, dan sering kali didakwa dengan tuduhan penghasutan atau terorisme, dalam apa yang banyak orang anggap sebagai penjungkirbalikan pendirian agama yang menjadi bagian penting dari Kerajaan sampai sekarang.

[sumber: arrahmah]