Ulama Saudi Syaikh Abdul Rahman Al-Barrak mendesak Menteri Kehakiman Muhammad Al-Issa dan dua ulama terkemuka lainnya, Syaikh ‘Issa Al-Ghaith dan Syaikh Ahmad Al-Ghamdi, untuk tidak mendukung "liberalisme."
Sebelumnya, dalam surat kepada tiga ulama tersebut, Syaikh Al-Barrak menulis, "Jangan menjadi kunci kejahatan dikalangan umat dengan meremehkan dan melaksanakan agenda musuh-musuh Allah … dalam bentuk mengubah kondisi Kerajaan tercinta ini."
Syaikh Al-Barrak juga mengatakan liberalisasi perempuan adalah salah satu hasil utama dari makar musuh-musuh Islam. "Hal ini telah menyebabkan terjadinya percampuran jenis kelamin dalam bentuk terburuk di tempat kerja dan lembaga-lembaga pendidikan, dengan dibukanya bioskop, dan konser musik dan klub dansa," katanya, mengutip situasi di beberapa negara Muslim.
Syaikh Al-Barrak lebih lanjut berdoa memohon kepada Allah untuk melindungi Kerajaan dari peristiwa seperti itu."Hal seperti ini tidak terjadi dalam satu masa namun terjadinya secara bertahap, hingga mencapai kondisi yang terburuk. Jadi saya meminta anda untuk takut kepada Allah dan tidak mendukung keinginan kaum modernis dan liberalis, "katanya lebih lanjut.
Namun dalam pernyataan pada hari Senin kemarin (3/5), Syaikh Al-Ghaith mencela sikap arogan Syaikh Al-Barrak tersebut dan memintanya untuk tidak mengadopsi pandangan ekstrim, membuat tuduhan palsu dan memprovokasi orang untuk melawan Kerajaan dan penguasanya.
"Kita hidup di sebuah negara Islam di mana Syariah sedang diterapkan di semua kalangan. Penguasa kita, pelayan di Dua Masjid Suci raja Abdullah, telah melaksanakan tugasnya dengan cara terbaik. Jadi, adalah tugas kita untuk mematuhi dan mendukungnya, "kata Al-Ghaith.
Syaikh Al-Ghaith mendesak Al-Barrak untuk tidak menimbulkan kebingungan dan perpecahan di negara tersebut dengan menuduh orang lain telah melakukan kesalahan, dan menyebut mereka kafir dan munafik. Dia juga mengkritik Syaikh Al-Barrak untuk kecamannya terhadap media.(fq/arabnews)