Warga Israel Ramai-Ramai Tolak Undang-Undang Fasis Israel

Berbagai profesor, dan seniman Israel mengutuk RUU kabinet Israel yang mewajibkan warga non-Yahudi mengucapkan janji setia kepada negara ‘Yahudi yang demokratis’.

Seniman dan kaum intelektual dilaporkan langsung berunjuk rasa di Tel Aviv pada hari Minggu (10/10), tak lama setelah pemerintah mengesahkan RUU ini.

Para pengunjuk rasa ini memperingatkan bahwa Israel telah menjadi negara fasis.

"Israel memburuk dari visi negara demokratis menjadi sebuah negara fasis. Anak-anak kita akan segera meninggalkan tempat mengerikan ini, dimasukkan ke penjara atau berperang di jalan-jalan seperti di Iran." Kata Profesor Yaron Ezrachi rally, di depan Museum Eretz Israel.

"Sangat mudah untuk menghasut suatu bangsa seperti kita, yang takut untuk keamanan dan tak pasti akan identitasnya," lanjutnya. "(Ketua Shas dan Menteri Dalam Negeri Israel) Eli Yishai harus bersumpah bahwa ia bersedia menerima otoritas Mahkamah Agung sebelum meminta kami untuk mengucapkan janji setia untuk sebuah negara Yahudi."

Penulis Yoram Kaniuk juga melontarkan kritik keras pada Yishai, mengatakan Yishai "mengabaikan 350.000 orang yang menandatangani petisi Winter Sisa. Jika kita tidak mengambil masalah ini ke tangan kita sendiri, maka kita akan hancur."

Berdiri di samping patung Meir Dizengoff, walikota pertama Tel Aviv, Kaniuk berkata, "Kita harus memberontak terhadap hukum-hukum ini."

Profesor Gabi Salomo berkata sinis, "Di sini kita sedang mengubur Deklarasi Kemerdekaan kita sendiri. Ada alasan untuk menganiaya orang-orang Arab; mereka akan menikam kita dari belakang. Faktanya mereka tidak pernah melakukan hal itu selama 62 tahun." (sa/ynet)