Salafi Mesir: Kerusuhan Mesir Waktu Terbaik untuk Lebih Dekat Kepada Allah

Di kota pesisir Alexandria, upaya warga terus dilakukan untuk menghadapi tindakan premanisme dan penjarahan, baik warga Muslim maupun Kristen menggunakan sumber daya mereka untuk melakukan usaha-usaha pengamanan lingkungan mereka masing-masing.

Di distrik Daqahlia dari Alexandria, kelompok Muslim Salafi masuk ke gedung pengadilan untuk mengumpulkan semua catatan kasus-kasus pengadilan Mereka mengatakan kepada Al-Masry Al-Youm bahwa mereka akan menyerahkan berkas-berkas yang mereka amankan itu kepada militer.

Alexandria adalah benteng untuk kelompok Salafi, yang secara tradisional tidak melibatkan diri dalam politik. Banyak anggota mereka yang ditahan menyusul pemboman mematikan gereja di Alexandria pada malam Tahun Baru lalu.

Al-Masry Al-Youm melihat poster dicetak oleh kelompok Salafi di sekitar dinding kota dengan bertuliskan, "Tidak untuk kekacauan. Tidak untuk kekerasan." Poster ini telah ditandatangani oleh Jamaah Salafi.

"Ini adalah waktu terbaik untuk lebih mendekat kepada Allah," kata Mahmoud, seorang warga Aleksandria muda aktivis Salafi, kepada Al-Masry Al-Youm.

Yusuf Malak, warga Kristen dan Dewan Milet, juga menggambarkan unjuk rasa ini sebuah "momen kembali kepada Tuhan pada waktu krisis." Menurut Malak, adanya peningkatan kehadiran pada misa Minggu di Gereja St Markus dan St Petrus, di mana insiden serangan bom Tahun Baru terjadi di sana.

Komite rakyat yang terdiri dari warga Kristen dan Muslim menjaga gereja untuk melindunginya dari penjarahan.

Sementara itu, lebih dari 5000 pengunjuk rasa terus berkumpul di daerah Masjid al-Qaed, bersikeras bahwa pengangkatan seorang wakil presiden dan pembentukan pemerintahan baru tidak akan mengakhiri kehadiran mereka di jalanan.

Presiden Mubarak telah menunjuk penunjukan pemerintahan baru yang dipimpin oleh mantan menteri penerbangan Ahmad Shafiq. (fq/almasryalyoum)