Ekstrimis Budha Targetkan Masjid dan Toko Muslim di Srilanka

“Halaman media sosial menyeru massa Sinhala untuk berkumpul di kota Teldeniya pada pukul 10.00 waktu setempat. Pukul 11.00 ada kecenderungan terjadinya konfrontasi kekerasan saat massa berkumpul. Penghancuran properti Muslim mulai berlangsung pada pukul 13.00,” ujar Tennakon mengatakan kepada Al Jazeera.

Kekerasan memburuk setelah seorang pria dari pulau yang mayoritas beragama Budha tewas karena luka-luka yang dideritanya dalam sebuah kerusuhan.

Najah Muhammad, sekretaris partai National Front for Good Governance di Sri Lanka, mengatakan bahwa serangan menyebar ke seluruh negeri, tidak hanya di Kandy.

“Kami menghadapi situasi yang sama dengan yang dialami oleh pemerintah sebelumnya dengan ketegangan, kebencian, dan kekerasan terhadap ummat Islam yang merajalela terutama di daerah dimana mereka adalah komunitas yang tersebar,” ujar Muhammad.

Kekerasan beragama dan etnis bisa menjadi mematikan di Sri Lanka, di mana ummat Islam menyumbang 10 persen dari populasi dan ummat Budha Sinhala membentuk hampir 75 persen.

Beberapa pengamat menyalahkan kelompok garis keras Bodu Bala Sena (BBS) untuk kekerasan yang sedang berlangsung.

“Massa BBS yang kejam memanipulasi situasi untuk memicu serangan terhadap ummat Islam dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya dan mulai menyerang orang. Pada sore hari, polisi dan jam malam ada di sini, namun masih ada insiden yang tidak dilaporkan,” ujar Muhammad.

Kekerasan agama bukanlah hal yang baru di pulau ini. Kampanye anti-Muslim diluncurkan menyusul kerusuhan mematikan Aluthgama pada Juni 2014. (Ar/Ram)