Istana Firaun , Yang Ditinggalkannya…

Demikianlah maka setelah Firaun dan bala tenteranya berada di tengah-tengah lautan yang membelah itu, jauh dari ke dua tepinya, tibalah perintah Allah dan kembalilah air yang menggunung itu menutupi jalur jalan yang terbuka di mana Firaun dengan sombongnya sedang memimpin barisan tenteranya mengejar Musa dan Bani Israil. Terpendamlah mrk hidup-hidup di dalam perut laut dan berakhirlah riwayat hidup Firaun dan kaumnya untuk menjadi kenangan sejarah dan ibrah bagi generasi- akan datang.

 

Pada detik-detik akhir hayatnya, seraya berjuang untuk menyelamatkan diri dari maut yang sudah berada di depan matanya, berkatalah Firaun: “Aku percaya bahwa tiada tuhan selain Tuhan Musa dan Tuhan Bani Israil. Aku beriman pada Tuhan mereka dan berserah diri kepada-Nya sebagai salah seorang muslim.”

Berfirmanlah Allah kepada Firaun yang sedang menghadapi sakaratul-maut: “Baru sekarangkah engkau berkata beriman kepada Musa dan berserah diri kepada-Ku? Tidakkah kekuasaan ketuhananmu dapat menyelamatkan engkau dari maut? Baru sekarangkah engkau sedar dan percaya setelah sepanjang hidupmu bermaksiat, melakukan penindasan dan kezaliman terhadap hamba-hamba-Ku dan berbuat-sewenang-wenang, merosak akhlak dan aqidah manusia-manusia yang berada di bawah kekuasaanmu. Terimalah sekarang pembalasan-Ku yang akan menjadi pengajaran bagi orang-orang yang akan datang sesudahmu. Akan Aku apungkan tubuh kasarmu untuk menjadi peringatan bagi orang-orang yang meragukan akan kekuasaan-Ku.”

Bani Israil pengikut-pengikut Nabi Musa masih meragukan kematian Firaun. Mereka masih terpengaruh dengan kenyataan yang ditanamkan oleh Firaun semasa ia berkuasa sebagai raja bahwa dia adalah manusia luar biasa lain drpd yang lain dan bahwa dia akan hidup kekal sebagai tuhan dan tidak akan mati. Khayalan yang masih melekat pd fikiran mrk menjadikan mereka tidak mahu percaya bahwa dengan tenggelamnya, Firaun sudah mati. Mrk menyatakan kepada Musa bahwa Firaun mungkin masih hidup namun di alam lain.