Bagaimana Muslim Chechnya Bangkit?


Pada tahun 2004, presiden Chechnya, Ahkmad Kadyrov, wajah proyek Chechenization Kremlin, dibunuh, dan putranya Ramzan Kadyrov mengambil alih kekuasaan. Ramzan melesat lebih jauh daripada ayahnya: kelompok-kelompok hak asasi manusia menuduh dia melakukan penyiksaan, penculikan, dan pembunuhan, terhadap para pembangkang, baik di dalam ataupun di luar Chechnya.

Pada saat yang sama ia membawa perdamaian untuk republik yang bermasalah itu; polisi mulai mengenal moralitas dan ia memberlakukan kode pakaian Islam.

Membicarakan kebangkitan Islam di Chechnya selalu tak akan pernah bisa menghilangkan nama Ramzan Kadyrov. Bersama rekan-rekannya yang sangat ia percaya, ia mulai membangun Chechnya yang sudah hancur. Para pengusaha membantu. Moskow juga, tanpa dinyana, memberikan dana untuk menggaji para mufti di Chechnya.

Menurut Ramzan, hal ini diperlukan di Chechnya, karena tanpa guru Islam, siapapun tidak akan pernah berhasil menciptakan ketertiban. “Unit militer kami tidak akan pernah bisa menang melawan teror tanpa agama (Islam).” Ujarnya.

Sebenarnya seperti apa reformasi Islam di Rusia? Di Moskow, jika seorang perempuan menutup semua bagian tubuhnya karena ia seorang Muslimah, maka ia akan dicurigai sebagai teroris atau seorang pembom bunuh diri. Polisi memeriksa dokumen para wanita Muslimah itu dan melecehkan mereka.

Ramzan berpikir bahwa saat ini pendidikan di Russia sudah terlalu liberal. Di Russia, anak-anak harus diberi kondom di sekolah. Para mahasiswa di universitas Rusia secara resmi diperbolehkan merokok, sedangkan universitas adalah sebuah rumah pengetahuan, bukan untuk pamer tas Dolce & Gabbana.

Alkoholisme adalah masalah yang mengerikan di Rusia. Tingkat kelahiran juga sangat rendah. Bayangkan, Cina tidak mengijinkan warganya untuk melahirkan lebih dari satu anak, sementara di Rusia, perempuan sebaliknya dibayar untuk memiliki anak lagi.

Sementara, di Chechnya ada yang bernama Pusat Pengembangan Spiritual dan Moral. Di tempat inilah, para pemerintah Checnya mempekerjakan orang dengan pendidikan tinggi. Mereka tidak memukul atau memarahi orang, mereka hanya memperingatkan orang-orang terhadap ekstremisme dan kecanduan narkoba.

Sebaliknya, Ramzan dituduh bahwa ia memerintahkan orang-orangnya untuk menembakkan paintballs pada wanita yang tidak memakai jilbab. “Seseorang ingin menghitamkan saya dengan mengatakan saya berada di belakang serangan paintball,” bantah Ramzan. Faktanya, banyak wanita berjalan di sekitar Grozny hari ini tanpa menutup diri dengan jilbab.

Lalu, apalagi yang dilakukan oleh Ramzan untuk membuat wanita Chechnya mengenakan jilbab? “Saya selalu mengingatkan para perempuan terhadap apa yang telah Allah perintahkan, hal yang sederhana bagi seorang wanita untuk sampai ke surga: dia harus menutupi tubuhnya, rambut dan tangannya, mengenakan rok panjang, shaum, salat, dan setia kepada suaminya. Mimpi saya bahwa semua wanita Chechnya harus memakai jilbab.”

Lantas bagaimana dengan reaksi Moskow? Ternyata, untuk saat ini menjadi merdeka hanya menimbulkan masalah yang banyak. “Saya tidak ingin Chechnya merdeka dari Rusia. Satu-satunya hal yang saya minta dari (Moskow) adalah kebebasan bagi saya untuk memerangi para penjahat. Mereka adalah musuh rakyat dan musuh-musuh Islam,” tegas Ramzan. (sa/newsweek)