Gerakan Gülen, Menciptakan Masyarakat Relijius dan Cerdas

Nama Fethullah Gülen bukan nama yang asing di kalangan pergerakan Islam modern. Ketokohan Gülen, bukan hanya dihormati oleh mayoritas Muslim di dunia tapi juga dihormati oleh kalangan non-Muslim bahkan kalangan Yahudi. Ia bisa diterima di beragam lapisan masyarakat dan agama karena pemikiran-pemikirannya yang dianggap moderat dan menjadi penyeimbang para pemikir Islam yang dianggap ekstrim dan radikal.

Gülen banyak menuangkan pemikiran-pemikirannya tentang pembaharuan di dunia Islam dan lebih mengedepankan dialog dan perdamaian antar sesama umat beragama dalam menyebarkan ajaran dan nilai-nilai Islam. Pemikiran-pemikirannya kemudian menjadi sebuah gerakan yang ia wujudkan dalam bentuk lembaga-lembaga pendidikan, lembaga amal, media massa cetak dan elektronik, perkumpulan-perkumpulan pelajar dan kelompok-kelompok lobi, bahkan membantu berdirinya asosiasi wartawan dan penulis di Turki. Gerakan Gülen inilah yang menginspirasi banyak pemuka Kristen dan pemimpin di berbagai negara, yang kemudian meniru prinsip-prinsip gerakan tersebut.

Cendikiawan Muslim yang Anti-Kekerasan

Fethullah Gülen lahir di Erzurum, Turki pada tahun 1941. Sejak kecil ia lebih memfokuskan pendidikan informalnya di bidang agama Islam. Sejak usia 14 tahun ia sudah berani memberikan ceramah keagamaan dan pada usia 18 tahun, ia sudah mendapatkan ijin sebagai da’i. Karirnya sebagai da’i dimulai di kota Izmir, di kota inilah Gülen mulai mengenalkan pemikiran-pemikirannya dan membangun basis pengikutnya. Nama Gülen makin dikenal setelah ia sering diundang ceramah ke berbagai masjid di wilayah Turki. Ia juga seriang diundang dalam pertemuan-pertemuan formal dan informal para pejabat kota.

Tapi Gülen lebih menekankan dakwahnya di kalangan siswa sekolah menengah dan mahasiswa. Pada kelompok muda inilah Gülen menyampaikan pemikirannya tentang pembaharuan di dunia Islam, perdamaian, dialog antar umat beragama dan anti-kekerasan. Gülen, dalam gerakannya juga menekankan pentingnya umat Islam mengikuti perkembangan teknologi dan mengembangkan perekonomian dengan cara membangun bisnis mutinasional, membuka pasar dengan memanfaatkan kemajuan komunikasi dan hubungan massa (public relation).

Dalam setiap ceramahnya, Gülen banyak mengadopsi pemikiran-pemikiran tokoh cendikiawan Muslim Turki, Said Nursi tentang masyarakat Muslim yang maju dan relijius. Untuk itu, umat Islam harus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga bisa bersaing dengan masyarakat Barat.

Gülen adalah tokoh Islam yang menentang aksi-aksi kekerasan dengan mengatasnamakan agama. Ia mengakui adanya aksi-aksi terorisme, tapi ia menolak keras jika terorisme diidentikkan dengan Islam. Gülen menegaskan, seorang Muslim tidak akan melakukan serangan teror, karena tindakan semacam itu bertentangan dengan ajaran Islam yang damai.

Oleh sebab itu, ketika terjadi serangan 11 September 2001 di AS, Gülen mengutuk serangan itu dan sebuah wawancara ia tidak segan-segan mengatakan bahwa Usamah bin Ladin adalah salah satu orang yang paling ia benci di dunia.

"Ia sudah menciptakan citra yang kotor pada Islam. Akan butuh bertahun-tahun untuk memperbaikan citra buruk yang telah dilakukannya (Bin Ladin), seberapa besar pun upaya yang kita lakukan. Bin Ladin telah mengubah logika dalam Islam dengan perasaan dan ambisinya. Dia dan para pengkutnya adalah seorang monster …" kata Gülen dalam wawancara dengan Zaman, salah satu media massa terkemuka di Turki.

Pemikiran dan sikap Gülen yang anti-kekerasan mengundang decak kagum dari masyarakat Barat. Gerakan Islam yang dilakukan Gülen menjadi bahan kajian para akademisi dan media massa di Barat. Presiden Marywood University, Pennsylvania, Ann Munley memuji Gerakan Gülen yang dinilainya telah banyak memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan bukan hanya di Turki tapi juga di seluruh dunia. Munley memandang Gülen sebagai tokoh Islam yang telah memberikan pengorbanan yang besar dalam dunia pendidikan bagi masyarakat dari beragam etnis dan agama.

Saat ini, terdapat kurang lebih 500 institusi pendidikan yang dikelola oleh Gerakan Gülen, yang tersebar di 90 negara mulai dari kawasan Eurasia, Amerika Utara sampai Afrika.

Gülen juga dihormati di komunitas Yahudi. Rabbi Jack Bemporad, Direktur Center for Interreligious Understanding menyebut Gülen sebagai tokoh gerakan Islam dan intelektual di Turki yang telah memberikan kontribusi penting untuk menciptakan dunia yang damai dan persaudaraan bagi seluruh umat manusia.

Dalam survei yang dilakukan majalan Foreign Policy, Gülen pernah terpilih sebagai tokoh pemikir nomor satu di dunia. Ketika diwawancarai tentang hasil survei tersebut, dengan rendah Gülen mengatakan bahwa ia tidak pernah membayangkan atau berharap untuk terpilih sebagai orang penting di dunia.

"Saya selalu berusaha untuk menjadi hamba Allah yang rendah hati. Qur’an mengajarkan bahwa umat manusia diciptakan untuk mengakui dan menyembah Allah Swt. Dalam dimensi dunia, umat diminta untuk menghindari pertikaian dan pertumpahan darah. Untuk memperlakukan semua makhluk dan manusia dengan rasa kasih sayang. Inilah filosofi saya …" kata Gülen.

Ancaman Bagi Kelompok Sekuler

Meski dunia Islam dan Barat mengakui Gerakan Gülen. sebagai gerakan damai dan bukan gerakan politik, gerakan itu tetap dianggap sebagai ancaman oleh kelompok-kelompok Islam radikal dan kelompok-kelompok sekuler di Turki. Kelompok Islam yang radikal mengkritik pemikiran Gülen tentang konsep dialog antar umat beragama. Kritikan itu memuncak ketika Gülen melakukan pertemuan dengan Paus Paulus II.

Gülen juga harus menjalani proses pengadilan yang cukup panjang di Turki pada tahun 2000, setelah pemerintahan sekuler Turki menuduhnya merencanakan kudeta dan ingin menjadikan Turki sebagai negara Islam. Tuduhan itu tak bisa dibuktikan dan pada tahun 2006, Gülen dibebaskan dari segala tuduhan.

Sejak tahun 1998, Gülen sudah tinggal AS. Bulan Juni 2008, Gülen mengajukan permohonan untuk menjadi pemukim tetap di AS tapi pihak USCIS (U.S. Citizenship and Immigration Services) menolak permohonan itu. Gülen mengajukan banding dan pada bulan Agustus 2008, pengadilan AS akhirnya memerintahkan USCIS untuk mengabulkan permohonan Gülen dengan status tenaga kerja asing dan warga negara asing yang memiliki kemampuan khusus. Gülen kini menetap di Pennsylvania. (ln/berbagai sumber)