Gerakan Islam Di Amerika, Kemana Menuju?

Mereka masih muda, tercerahkan, blak-blakan dan bertekad untuk mengubah wajah Islam di Amerika dan dunia.

"Kami adalah generasi berikutnya dari umat Islam," Rushda Majid, direktur Muslim Leaders of Tomorrow (MLT), berkata kepada IslamOnline.net.

Saat ini, gerakan Islam Amerika tampaknya memang harus mengkover dalam bentuk institusi resmi semacam ini. Trend yang berkembang setelah peristiwa 9/11 memang mengharuskan semuanya merunduk di negeri Paman Sam. Konsekuensinya cukup logis dan sangat kejam: dicap teroris. MLT sendiri diluncurkan pada tahun 2004 oleh sekelompok anak muda, didukung oleh jaringan revolusioner.

Menurut Majid, yang tumbuh di India Utara, saat ini Muslim di AS mengalami kekosongan koneksi dan pembinaan "Kami punya aktivis masyarakat yang bekerja di semua bidang kehidupan, tetapi orang-orang tidak tahu banyak tentang para pemimpin Muslim dan aktivis masyarakat."

MLT secara bertahap memperluas sekarang program dan gerakan Islam mereka kepada akar rumput. Pada konferensi kedua mereka yang diselenggarakan di Kopenhagen pada tahun 2006, MLT melibatkan partisipasi dari beberapa umat Islam dari 175 lebih dari 25 negara.

"Pada tahun 2009 ketika kami mengadakan konferensi ketiga di Doha, Qatar, kami memutuskan untuk membuat program yang benar-benar global," kata Majid.

Sekarang ini MLT adalah kelompok terbesar dari jenisnya, dengan sekitar 250 anggota dari 70 negara.

"Kita semua kelompok dengan beragam ideologi, dan berbagai budaya dan latar belakang profesional," ia menambahkan.

Semua cabang MLT bekerja untuk menciptakan sebuah platform untuk informasi, aksi kolektif dan berkelanjutan kepada keragaman dan kemajuan umat Muslim.

"Yang sangat MLT tekankan adalah nilai, dan kami meminta para anggota untuk terus berafiliasi kepada enam nilai-nilai inti Islam: kebebasan, keadilan, pluralisme, pengembangan intelektual, kreativitas dan kepemimpinan," tegas Majid, mengatakan bahwa merka menyambut Muslim berusia 20-45 yang menjalankan nilai-nilai ini.

Fokus fokus di AS tidak hanya untuk menciptakan para pemimpin Muslim tetapi untuk membangun jembatan antara masyarakat dan masyarakat yang lebih besar.

"Tantangan terbesar adalah untuk membangun jembatan antara orang Amerika dan Muslim biasa," kata Majid, yang lulus dengan gelar Magister Hubungan Internasional dari Universitas Columbia.

Dia mencatat bahwa setelah 9 / 11 serangan teroris, sebagian umat Islam yang tidak siap untuk menjawab semua pertanyaan tentang iman mereka.

"Ada banyak persepsi; ada kurangnya informasi, kurangnya pengetahuan."

Untuk Hussein Rashid, seorang kandidat PhD di Universitas Harvard, MLT juga membantu membangun jembatan antara umat Islam dari berbagai negara.

"Saya pertama kalinya menghadiri konferensi MLT pada tahun 2009 di Doha. Itu adalah pembuka mata untuk para peserta terutama yang berasal dari dunia Muslim," katanya kepada IOL. "Ketika mereka berpikir tentang kehidupan di Amerika, mereka pikir itu adalah tentang alkohol dan wanita telanjang."

Rashid, yang lahir dan dibesarkan di New York dan mempelajari Islam secara akademis, mengatakan bahwa Muslim Amerika harus melihat kemajuan yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir dan menambahnya.

Seperti apa gerakan Islam di Negara yang menjadi pusat pengobaran semangat memerangi Islam sebagai teroris, tentu menarik untuk dilihat dalam beberapa tahun ke depan. (sa/iol)